AKU DAN DIA
Intro:
Sahabat itu
lebih dari segalanya. Seperti harta karun yang tersimpan sangat dalam. Tak mudah
luntur ataupun hilang di telan masa
Saat kita MOS,
makan di kantin, pulang sekolah bersama. Hingga saat ini aku tak bisa
membedakan yang mana cinta dengan sahabat atau cinta pada laki-laki. Setiap kali
kita bersama, semua orang mengira kita pasangan kekasih. Awalnya aku marah mendengar
hal itu, tapi entah kenapa sekarang aku menyukai istilah itu.
Aku tak tahu
sejak kapan aku memandangnya sebagai laki-laki. Waktu itu tepat malam takbiran
di tahun 2008. Saat itu aku terlambat datang dan terpaksa berjarak jauh dari
rombongan yang lain. Saat aku meminta maaf karena membuatnya jauh dari
rombongan, malah dia berterima kasih padaku. Waktu ku tanya balik terima kasih
untuk apa? Dia berkata dengan santainya “karena telah membuat kita jalan berdua”
sambil tersenyum.
Di masa SMA,
kami lalui juga bersama-sama. Bahkan dia pernah menginap di rumahku, maksudnya
dia pernah ketiduran di kamarku. Tapatnya di meja belajar saat kita sama-sama
kecapekan dan baru terbangun di pagi harinya. Sewaktu aku tanya ibuku mengapa
tak membangunkan kami, beliau berkata “kalian nampak serasi”. What? Apa maksudnya?
Apa ibu merestui hubungan kita? Aku jadi tak sabar akan datang hari dimana dia
menyatakan cintanya padaku...
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar