31 Desember 2014

AKU DAN DIA Part 6 (end)



AKU DAN DIA
Part 6
Cast:
Farel
Kimmy
Yoseob




_Sudut pandang Farel_

Acara wisuda hampir saja selesai. Tapi mengapa dia belum datang? Semua wisudawan dipanggil satu persatu hanya untuk menggeser tali toga. “hei” panggil seseorang yang jaug di belakangku. Waktu aku menoleh, ternyata sosok wanita nampak berjalan menghampiriku disertai serpihan cahaya yang mengikuti di belakangnya. Baju dress pink soft sepanjang lutut, sepatu putih, dan rambutnya yang berubah makin panjang tergerai. Dan tunggu! Ada apa dengan wajahnya? Dihias sedemikian cantiknya. Sejak kapan dia bisa berdandan? Aku melongo dibuatnya.

“apa urusanmu sudah selesai?” tanyanya dengan ceria seperti biasa. “sudah, sejak kapan kau datang” tanyaku datar karena masih melongo.
“baru saja”
“kenapa kau tak memberitahuku? Kan aku bisa menjemputmu di bandara?”
“bagaimana bisa memberitahumu, hpmu saja mati” ujarnya dengan wajah yang masih berseri ceria. Aku baru menyadari kalau baterai hpku habis, segera ku pasangkan powerbank di saku.

Dia mengajakku keluar gedung, katanya di dalam pengap. Kita duduk di tangga dekat pintu masuk gedung.  Di luar masih sepi karena acara di dalam belum selesai. “kau tak ingin mengatakan sesuatu untukku?” tanyanya dengan wajah berseri, beberapa rambut kecilnya bergerak tertiup angin, hari yang cerah. Apa katanya barusan? Kenapa aku bisa tidak konsentrasi?

Semenjak dia menghilang ada ribuan bahkan jutaan pertanyaan yang ingin aku lontarkan. Tapi mengapa hari ini pertanyaanku hilang karena kehadirannya?

“sesuai pesanku di fb, aku merasa benar-benar kehilanganmu. Jadi aku mohon jangan pergi lagi yah?” dia hanya tersenyum.
“aku minta maaf, kau mau memaafkanku?”
“tentu saja, asalkan kau tetap berada di sisiku, ok?”
Dia terdiam, dan mengganti topik lain. “tapi aku sungguh memenuhi janji kita. Coba lihat ini” dia mengeluarkan sebuah gulungan berisi sebuah ijazah bertuliskan LULUS di universitas Seoul jurusan teknik dengan gelar wisudawan muda karena menempuh dalam kurun waktu 3 tahun.
“wah, kau hebat! Selamat yah” ucapku sambil menjabati tangannya.
“selamat juga buatmu. Aku berharap setelah kau lulus, kau bisa lebih menikmati dunia kerjamu nanti”
“pasti” janjiku, tangan kita masih bersalaman
“terima kasih ya, kau sudah mau menjadi sahabatku selama ini” ujarnya sambil menumpukkan tangannya yang lain di atas tangan kami yang sejak tadi bersalaman. Saat kupandang wajahnya masih tersenyum sangat manis, paling manis yang pernah aku lihat.
“aduh, jangan drama kaya gini dong. Kaya kamu mau pergi jauh aja”
“kalau aku pergi jauh lagi, aku harap kau bisa rela” ucapnya serius. Ku tumpukan tanganku yang lain di atas tangannya. Kedua tangan kami bersatu.
Ku pandang matanya “tidak akan, kau akan pergi kemana?” tanyaku menuntut. Bertepatan dengan itu, banyak wisudawan beserta keluarganya keluar karena acara sepertinya sudah selesai membuat sekeliling kami menjadi ramai.
“jika aku mengatakan tujuanku, kau janji akan merelakanku pergi?”
“pergi kemana dulu? Apa kau menemukan laki-laki idaman di korea?” selidikku.
“berjanjilah dulu” paksanya
“ok, jika kau bahagia dengan pilihanmu. Aku akan merelakanmu pergi. Tapi katakan dulu kau pergi kemana?” pasrahku akhirnya.
Saat dia akan berkata sesuatu, tiba-tiba hpku berbunyi. Ada telepon. “sebentar ya?” ijinku mencari tempat sepi karena di sekitar kami ramai sekali.

Ternyata telepon dari yoseob, sepupuku. “yak! Kau darimana saja? Mengapa hpmu baru aktif, aku mencarimu sejak tadi”
“kenapa ribut sih? Teleponmu ini malah mengganggu momen indahku bersama kimmy tau!” omel ku
“apa? Kau yakin bersama kimmy?”
“tentu saja” jawabku sambil melirik tempat kami duduk tadi. Terlihat dia sedang tersenyum lebar.
Aku berbalik badan lagi “kenapa menelpon?”
“sekarang di korea sedang diberitakan pesawat ... dengan nomer penerbangan ... yang kimmy naiki tadi pagi hilang. Apa kau yakin kimmy bersamamu?”
“tentu, kita sudah saling mengobrol” jawabku sambil menoleh ke tempat kita mengobrol tadi. Kimmy menghilang, kemana dia pergi?
“dia berangkat dari sini sekitar pukul 3 pagi/5 pagi di sana. Harusnya sudah tiba pukul 7. Jam berapa dia datang tadi?” tanya yoseob masih cemas.
“kau sudah mendengar berita pesawat hilang?” terdengar beberapa orang kasak-kusuk di sekitarku.
“kau jangan bercanda denganku yoseob. Akan kubunuh kau!” ancamku sambil menutup telponnya.
Segera ku berlari kembali ke tempat kami mengobrol tadi, tidak ada wujudnya, tidak ada wanita cantik dengan rambut panjang dan dress pink soft di sekitarku. Kemana dia? Ku cek internet lewat hp dan menemukan berita hangat itu, berita kecelakaan pesawat ... dengan nomer penerbangan yang sama dengan yang diucapkan yoseob.

Badanku lemas, mataku buram, otakku buntu. Aku harus segera ke bandara, aku harus membuktikannya langsung.

Setibanya di bandara banyak sekali orang-orang yang menangis, wartawan yang sibuk sendiri. “sebentar lagi jenazah para korban akan tiba di pintu 2 utara” teriak salah satu wartawan yang membuat semua orang berbondong-bondong berlarian. Apa ini mimpi? Tolong bangunkan aku segera!

Setelah itu, berjejer lah kantong-kantong panjang berisi jenazah para korban. “apa aku harus mencarinya? Bagaimana jika kimmy salah satu di antara tumpukan itu?” pikirku bertengakar.
“keluarga Kimmy Jung apakah ada disini?” teriak seseorang.
“saya pak” jawabku sambil menghampirinya,
“kimmy jung ditemukan masih bernyawa, namun sangat kritis. Sebentar lagi akan dibawa ke rumah sakit terdekat, saya harap anda turut serta”

Tak lama dari penjelasannya, terdengar suara kasur dorong yang mengangkut tubuh wanita yang memakai dress pink soft dan sepatu putih. Persis seperti sosok kimmy tadi pagi saat wisuda. Menaikkannya pada ambulance. “apakah dia akan selamat?” tanyaku pada petugas ambulance. “aku tidak tahu, dari semua penumpang pesawat hanya dia yang beruntung masih bernafas, meski sangat kritis. Kau bisa membisikkan beberapa kalimat kepadanya. Aku dengar, orang kritis masih sanggup mendengar”.

Kulihat wajah kimmy yang masih berseri seperti tadi pagi, tapi kali ini tanpa senyuman. Kupegang tangannya sama seperti posisi tadi pagi, bersalaman dan saling menguatkan.
“kau mendatangiku tadi pagi karena ini? Jika kau pergi seperti ini aku tak akan rela, asal kau tau? Kenapa kau kuajak di wisudaku? Karena aku punya alasan. Kau ingin tahu alasannya? Ok! Karena aku akan melamarmu setelah acara wisuda” ucapku dengan menggebu-gebu.
“Kimmy” panggilku dengan lembut, “aku mencintaimu, aku mencintai sahabatku sendiri. Aku tak tahu perasaan ini sejak kapan. Tapi aku yakin, aku akan tetap menyukaimu bahkan sejak iler di tepi mulutmu masih basah. Kau tak tahu kan?” hehehe.. farel tertawa sedikit diiringi tetesan air matanya.
“Aku sudah memaafkanmu, aku berjanji akan menikmati pekerjaanku nanti, terima kasih karena kau sudah jadi sahabatku. Apa kau kesakitan? Kau boleh pergi sekarang, aku sudah merelakanmu. Aku harap di kehidupan selanjutnya aku tetap bisa bersahabat denganmu”
“tuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttttttttttttttttt...” nada nyaring mengubah garis lurus pada alat di sisi kimmy.

~TAMAT~

1 komentar: