AKU DAN DIA
Part 6
Cast:
Farel
Kimmy
Yoseob
_Sudut
pandang Farel_
Acara
wisuda hampir saja selesai. Tapi mengapa dia belum datang? Semua wisudawan dipanggil
satu persatu hanya untuk menggeser tali toga. “hei” panggil seseorang yang jaug
di belakangku. Waktu aku menoleh, ternyata sosok wanita nampak berjalan
menghampiriku disertai serpihan cahaya yang mengikuti di belakangnya. Baju
dress pink soft sepanjang lutut, sepatu putih, dan rambutnya yang berubah makin
panjang tergerai. Dan tunggu! Ada apa dengan wajahnya? Dihias sedemikian
cantiknya. Sejak kapan dia bisa berdandan? Aku melongo dibuatnya.
“apa
urusanmu sudah selesai?” tanyanya dengan ceria seperti biasa. “sudah, sejak
kapan kau datang” tanyaku datar karena masih melongo.
“baru
saja”
“kenapa
kau tak memberitahuku? Kan aku bisa menjemputmu di bandara?”
“bagaimana
bisa memberitahumu, hpmu saja mati” ujarnya dengan wajah yang masih berseri
ceria. Aku baru menyadari kalau baterai hpku habis, segera ku pasangkan
powerbank di saku.
Dia
mengajakku keluar gedung, katanya di dalam pengap. Kita duduk di tangga dekat
pintu masuk gedung. Di luar masih sepi
karena acara di dalam belum selesai. “kau tak ingin mengatakan sesuatu
untukku?” tanyanya dengan wajah berseri, beberapa rambut kecilnya bergerak
tertiup angin, hari yang cerah. Apa katanya barusan? Kenapa aku bisa tidak
konsentrasi?
Semenjak
dia menghilang ada ribuan bahkan jutaan pertanyaan yang ingin aku lontarkan.
Tapi mengapa hari ini pertanyaanku hilang karena kehadirannya?
“sesuai
pesanku di fb, aku merasa benar-benar kehilanganmu. Jadi aku mohon jangan pergi
lagi yah?” dia hanya tersenyum.
“aku
minta maaf, kau mau memaafkanku?”
“tentu
saja, asalkan kau tetap berada di sisiku, ok?”
Dia
terdiam, dan mengganti topik lain. “tapi aku sungguh memenuhi janji kita. Coba
lihat ini” dia mengeluarkan sebuah gulungan berisi sebuah ijazah bertuliskan
LULUS di universitas Seoul jurusan teknik dengan gelar wisudawan muda karena
menempuh dalam kurun waktu 3 tahun.
“wah,
kau hebat! Selamat yah” ucapku sambil menjabati tangannya.
“selamat
juga buatmu. Aku berharap setelah kau lulus, kau bisa lebih menikmati dunia
kerjamu nanti”
“pasti”
janjiku, tangan kita masih bersalaman
“terima
kasih ya, kau sudah mau menjadi sahabatku selama ini” ujarnya sambil menumpukkan
tangannya yang lain di atas tangan kami yang sejak tadi bersalaman. Saat
kupandang wajahnya masih tersenyum sangat manis, paling manis yang pernah aku
lihat.
“aduh,
jangan drama kaya gini dong. Kaya kamu mau pergi jauh aja”
“kalau
aku pergi jauh lagi, aku harap kau bisa rela” ucapnya serius. Ku tumpukan
tanganku yang lain di atas tangannya. Kedua tangan kami bersatu.
Ku
pandang matanya “tidak akan, kau akan pergi kemana?” tanyaku menuntut.
Bertepatan dengan itu, banyak wisudawan beserta keluarganya keluar karena acara
sepertinya sudah selesai membuat sekeliling kami menjadi ramai.
“jika
aku mengatakan tujuanku, kau janji akan merelakanku pergi?”
“pergi
kemana dulu? Apa kau menemukan laki-laki idaman di korea?” selidikku.
“berjanjilah
dulu” paksanya
“ok,
jika kau bahagia dengan pilihanmu. Aku akan merelakanmu pergi. Tapi katakan
dulu kau pergi kemana?” pasrahku akhirnya.
Saat
dia akan berkata sesuatu, tiba-tiba hpku berbunyi. Ada telepon. “sebentar ya?”
ijinku mencari tempat sepi karena di sekitar kami ramai sekali.
Ternyata
telepon dari yoseob, sepupuku. “yak! Kau darimana saja? Mengapa hpmu baru
aktif, aku mencarimu sejak tadi”
“kenapa
ribut sih? Teleponmu ini malah mengganggu momen indahku bersama kimmy tau!”
omel ku
“apa?
Kau yakin bersama kimmy?”
“tentu
saja” jawabku sambil melirik tempat kami duduk tadi. Terlihat dia sedang
tersenyum lebar.
Aku
berbalik badan lagi “kenapa menelpon?”
“sekarang
di korea sedang diberitakan pesawat ... dengan nomer penerbangan ... yang kimmy
naiki tadi pagi hilang. Apa kau yakin kimmy bersamamu?”
“tentu,
kita sudah saling mengobrol” jawabku sambil menoleh ke tempat kita mengobrol
tadi. Kimmy menghilang, kemana dia pergi?
“dia
berangkat dari sini sekitar pukul 3 pagi/5 pagi di sana. Harusnya sudah tiba
pukul 7. Jam berapa dia datang tadi?” tanya yoseob masih cemas.
“kau
sudah mendengar berita pesawat hilang?” terdengar beberapa orang kasak-kusuk di
sekitarku.
“kau
jangan bercanda denganku yoseob. Akan kubunuh kau!” ancamku sambil menutup
telponnya.
Segera
ku berlari kembali ke tempat kami mengobrol tadi, tidak ada wujudnya, tidak ada
wanita cantik dengan rambut panjang dan dress pink soft di sekitarku. Kemana
dia? Ku cek internet lewat hp dan menemukan berita hangat itu, berita
kecelakaan pesawat ... dengan nomer penerbangan yang sama dengan yang diucapkan
yoseob.
Badanku
lemas, mataku buram, otakku buntu. Aku harus segera ke bandara, aku harus membuktikannya
langsung.
Setibanya
di bandara banyak sekali orang-orang yang menangis, wartawan yang sibuk
sendiri. “sebentar lagi jenazah para korban akan tiba di pintu 2 utara” teriak
salah satu wartawan yang membuat semua orang berbondong-bondong berlarian. Apa
ini mimpi? Tolong bangunkan aku segera!
Setelah
itu, berjejer lah kantong-kantong panjang berisi jenazah para korban. “apa aku
harus mencarinya? Bagaimana jika kimmy salah satu di antara tumpukan itu?”
pikirku bertengakar.
“keluarga
Kimmy Jung apakah ada disini?” teriak seseorang.
“saya
pak” jawabku sambil menghampirinya,
“kimmy
jung ditemukan masih bernyawa, namun sangat kritis. Sebentar lagi akan dibawa
ke rumah sakit terdekat, saya harap anda turut serta”
Tak
lama dari penjelasannya, terdengar suara kasur dorong yang mengangkut tubuh
wanita yang memakai dress pink soft dan sepatu putih. Persis seperti sosok
kimmy tadi pagi saat wisuda. Menaikkannya pada ambulance. “apakah dia akan
selamat?” tanyaku pada petugas ambulance. “aku tidak tahu, dari semua penumpang
pesawat hanya dia yang beruntung masih bernafas, meski sangat kritis. Kau bisa
membisikkan beberapa kalimat kepadanya. Aku dengar, orang kritis masih sanggup
mendengar”.
Kulihat
wajah kimmy yang masih berseri seperti tadi pagi, tapi kali ini tanpa senyuman.
Kupegang tangannya sama seperti posisi tadi pagi, bersalaman dan saling
menguatkan.
“kau
mendatangiku tadi pagi karena ini? Jika kau pergi seperti ini aku tak akan
rela, asal kau tau? Kenapa kau kuajak di wisudaku? Karena aku punya alasan. Kau
ingin tahu alasannya? Ok! Karena aku akan melamarmu setelah acara wisuda”
ucapku dengan menggebu-gebu.
“Kimmy”
panggilku dengan lembut, “aku mencintaimu, aku mencintai sahabatku sendiri. Aku
tak tahu perasaan ini sejak kapan. Tapi aku yakin, aku akan tetap menyukaimu
bahkan sejak iler di tepi mulutmu masih basah. Kau tak tahu kan?” hehehe..
farel tertawa sedikit diiringi tetesan air matanya.
“Aku
sudah memaafkanmu, aku berjanji akan menikmati pekerjaanku nanti, terima kasih
karena kau sudah jadi sahabatku. Apa kau kesakitan? Kau boleh pergi sekarang,
aku sudah merelakanmu. Aku harap di kehidupan selanjutnya aku tetap bisa
bersahabat denganmu”
“tuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttttttttttttttttt...”
nada nyaring mengubah garis lurus pada alat di sisi kimmy.
~TAMAT~
min... bikin mewek endingnya :(
BalasHapus