13 September 2015

Catatan Hati Seorang Guru: Game Tradisional

selamat pagi...

di minggu pagi yang cerah ini, para guru di sekitar rumahku akan ada senam bersama. karena ibuku guru, jadi aku ikutan aja. mumpung, biar ketularan jadi PNS hahahaha..

pagi ini aku punya judul seperti itu, karena jumat kemarin salah satu guru yang aku bantu kelasnya itu ngajak main. awalnya aku bener2 gak tahu jenis permainan apa yang akan dimainkan.

tapi sang guru mulai mengambil balok2 kecil yang ada di kelas dan dibagikan. semua baloknya hampir sama bentuknya yang dibawa anak-anak. tapi hanya yang dipegang bu guru itu yang berbeda. lalu mulailah mengalun sebuah lagu sambil memindahkan balok itu bergeser bersamaan.

aku pribadi pernah main pindah barang seperti ini, tapi itu waktu jaman smp/sma dan menuntut untuk kecepatan dan ketelilitan tangan dan mata. jadi menurutku ini kurang cocok buat anak TK. ehhh,,, gak tahunya lagu yang dibawakan beda.


cuplikan versi aku:
pindahkan pindahkan pindahkan tempat, batu kecil ini pindahkan segera kesana kemari, biar ayam berkotek singa pun mengaung, kotek kotek kotek itulah bunyinya.

bergitu seterusnya diulang2 sampai ada yang salah naro sampai dia gak pegeng apa2 atau salah ambil sampai dia punya dua di tangan. biasanya kalau sudah ada yang kalah, kita dulitin wajahnya pake adonan bedak. dan itu seru bgt.

kembali lagi kalo konteks anak paud, ternyata hanya pake lagu bhs jawa yang ritmenya gak cepat2 amat. lalu itupun terbukti masih banyak yang gerakannya gak sama saat mindahin balok tersebut. ada yang kecepetan atau ada yang terlambat. sehingga banyak yang baloknya sudah kosong, tapi juga ada yang numpuk di sudut. aneh.

tapi keanehan itu terjawab saat lagu berhenti dan balok yang dipegang gurunya berhenti tepat di sebuah anak. jujur aja aku masih gak inget bentuk balok apa tadi, tapi gurunya asal nyebut satu anak yang jadi gitu.

kalau ada yang pegang balok tumbal tadi, berarti dia jadi dan semua teman-teman harus bersembunyi selagi si jadi masih harus mengumpulkan dan menata semua balok yang berceceran tadi. kalau sudah tertata, baru boleh cari temannya.

jika tak kelihatan si jadi, anak-anak bisa langsung pegang balok itu lebih cepat tanpa ketahuan maka itulah yang menang. hahaha seru juga menurut aku, rasanya pingin ikut main. tapi mengingat usia yang tidak muda lagi hehehe...

permainan seperti tadi gak bisa tahan lama, paling yang jadi 2-3 orang dan anak-anak udah bosan. maka dari itu kita main gak lama-lama. lalu beralih pada permainan lain yaitu cublek-cublek suong.

seperti permainan pada umumnya. karena murid banyak (sekitar 21an). jadi permainan ini dibagi dua. kelompok laki2 dan perempuan. kebetulan waktu itu saya pegang perempuan. ada sebuah cerita unik dalam permainan ini.

karena yang main ada 11 anak perempuan, jadi menurut saya sangat berdesak-desakan. lucunya saat musik sudah berhenti dan bombik yang diputer2 tadi sudah mendarat di tangan salah satu anak, eh si anak entah gak pernah dolan atau gimana cuma megang aja tidak sampai genggam.

bahkan lucunya anak lain bilang sir sir bong...dst sambil gerak2in tangannya tanpa genggam dan gak pura2 megang bombik tadi, lucu plus kesel juga main sama anak-anak ini harus contohin dulu.

kalau dulu SDku, hanya punya kesempatan nebak sekali. jika salah orang, maka dia kenak lagi dan bersujud lagi. tapi berhubung ini anak TK, jadi sedapatnya dia nebak meski semua nama disebutin satu persatu secara urut di sisinya.

ada anak lain yang juga malah membantu yang 'jadi' itu dengan menyebutkan nama anak yang megang bombik tadi. jadilah dia digeruduk teman-temannya.hahahaha

ada lagi beberapa anak yang maksa biar dia yang dapat bombiknya. eh,, sudah aku turuti dan dia akhirnya 'jadi'. tapi ada satu anak yang menurut aku supel dengan teman2nya, gak tahunya dia malah gak mau 'jadi', dia gak mau sujud di tengah2 dan jadi korban pembohongan teman-temannya yang nyanyi, hahaha.. 

dia bersikeras sampai diserang teman-temannya, akhirnya aku turun tangan dan menasehati kalau ini peraturan. eh, gak lama dia nangis juga... aduh anak org dibuat nangis... ampun...

akhirnya permainan dibubarkan, dan aku harus membuat dia segera berhenti dengan bilang 'ini hanya permainan' tapi dia tetep aja nangis.

huh... setelah aku koreksi lagi, kenapa terjadi banyak kesalahan. emang karena awal gurunya gak nerangin cara permainannya. jadi banyak yang keliru dan gak rela jika 'jadi'

ini jadi pembelajaran buat aku. supaya selalu nerangin apapun diawal biar anak mengerti dan dilain hari anak-anak bisa main sendiri tanpa bantuan guru lagi. :)

nantikan postinganku yang lain, bye bye

nb: terinspirasi dari aliyah yang baik hati bantu temannya, dan cinta yang gak rela kalau dirinya 'jadi'
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar