05 September 2015

FF Amnesia Love

FF AMNESIA LOVE

Hasil gambar untuk hyunseung    Hasil gambar untuk hyuna


note: didedikasikan untuk ulang tahun hyunseung yang ke-26

Cast:
Kimmy
Hyunseung


setiap orang pasti menginginkan sosok seorang yang terkasih. termasuk aku. yah, aku sebenarnya sudah memilikinya. bahkan jauh sebelum aku menginjak usia dewasa. namanya Hyunseung. dia teman dekatku sejak sekolah dasar sampai sekarang. namun kita berpisah beberapa tahun ini karena dia harus melanjutkan kuliah di Seoul.

saat itu hubungan kami sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai pacaran. karena tidak ada momen saling tembak menembak seperti orang kebanyakan. yang aku tahu, dia selalu memenuhi hari-hariku. sama dengan aku yang memenuhi hari-harinya.

tapi semenjak dia kuliah di seoul, aku jadi berpikir dua kali. apakah dia masih menjadi sosok yang kukasihi?




'pagi' sapaku dengan riang ditelpon. 
'pagi' jawabnya dengan suara datar. sejak dia jauh, kami selalu menyempatkan menelpon setiap hari. meski hanya menanyakan kabar.
'apa kau sudah sarapan?'
'tidak ada waktu, aku akan telat'
'ok, aku akan menutup telponnya. berjanjilah kau akan menelpon jika sudah santai ya'
'iya' 'klik' dia yang menutup telponnya lebih dulu, padahal akulah yang menelponnya tadi.

tidak kaget dengan sikapnya yang seperti itu. mengangkat telponku saja, aku sudah bersyukur sekali. apalagi menyapaku, meski dengan nada datar. sebenarnya, hyunseung yang sekarang bukan seperti hyunseung yang aku kenal dahulu. sosoknya yang hangat saat tersenyum. 

aku masih ingat saat pertama kali dia menyapaku. saat itu aku masih anak baru pindahan dan tidak punya teman satupun. tiba-tiba dengan senyum hangat hyunseung yang kebetulan duduk tepat di depanku, dia memperkenalkan dirinya. 

dia juga selalu banyak bicara. jika kau melakukan sebuah perjalanan, maka kau tak perlu membawa radio atau semacamnya. karena dengan kehadirannya saja sudah membuat suasana ramai dengan kicauannya yang lucu. waktu itu, saat rekreasi sekolah di tahun akhir sekolah dasar. kami menghabiskan waktu perjalanan dengan berbagai topik perbincangan. karena kebetulan nama kami urut sesuai absen, jadi kami duduk bersebelahan. dia menceritakan semua hal, baik tentang ayahnya, ibunya, atau adik perempuannya. dan dalam perjalanan itu, aku tak pernah bosan mendengar suaranya.

Sama seperti hyunseung yang masih kuliah, akupun juga menjalani kehidupan kampus. namun aku memilih kampus yang dekat rumah karena tak ingin meninggalkan appa sendirian. sejak oemma tidak ada, appa selalu murung di kamarnya. maka dari itu, aku tak tega meninggalkannya.

seperti appa yang sendirian tanpa oemma disisi, membuatnya terdiam sepanjang hari. akupun diam sepanjang hari-hariku tanpa hyunseung di dekatku.

***

tak terasa hari berjalan begitu cepat hingga jam makan siang terlewat begitu saja, sampai-sampai aku tak sadar sudah duduk di salah satu bangku kantin yang ramai, entah sudah berapa lama. kulihat layar hp yang masih meredup, tentu aku menunggu telponnya. 'sampai kapan aku menunggu? apa aku telpon saja?' suara pikiranku sendiri ramai, 

kalian pasti berfikir, kenapa aku tak mengunjunginya langsung ke seoul? bukan karena aku tak mampu secara finansial untuk sekedar pergi sebentar di akhir pekan. sebab saat ini aku sudah berkecukupan dengan gaji bulananku sebagai pengisi acara di sebuah stasiun radio. 

tapi dia yang tak mengijinkanku datang ke sana. aku pernah mengutarakan keinginanku untuk datang mengunjunginya, tak hanya sekali melainkan berkali-kali dan dia selalu menolak. pernah sekali aku nekat mengunjunginya tanpa memberi tahu. dan yang kudapat, dia malah memarahiku habis-habisan. katanya akan berbahaya jika aku melakukan perjalanan sendirian, karena dia tahu aku akan menghabiskan seluruh waktuku di perjalanan dengan tidur.

walaupun waktu itu dia memarahiku, tapi dia tetap mempersilahkan aku masuk ke apartemen mininya. katanya aku harus istirahat karena perjalanan panjangku. namun saat aku sudah membersihkan diri dan siap mengobrol dengannya di sofa, tiba-tiba dia buru-buru keluar apartemen setelah melihat jam di dinding, padahal langit waktu itu sedang mendung dan siap hujan.

sampai saat ini, aku masih belum tahu alasan apa yang membuat hyunseung meninggalkanku sendiri di apartemennya malam itu. yang aku tahu, dia baru pulang tengah malam, karena aku sendiri tak tidur malam itu.

***

'annyeonghaseo.. yorobun..' sapaku saat on air sore itu.
'seperti biasa, Dj kimmy akan menemani kalian para pendengar dalam satu jam kedepan' entah mengapa aku bisa secerewet hyunseung saat siaran? aku sendiri heran.

setiap malam, aku selalu menemani para pendengar dalam sesi curhat. berbagai macam permasalahan pernah ku dengar, sebagian besar tentang cinta, persahabatan, atau keluarga. biasanya aku akan memberi saran pada mereka. padahal sampai sekarang permasalahanku sendiri belum juga ada jalan keluarnya, bagaimana bisa mereka menyelesaikan dengan mudah?

'ada satu pesan masuk, akan kubacakan untuk kalian'
'min, tolong bantu aku. aku seorang lelaki yang sudah memiliki pacar. hubungan kami dari sekolah menengah atas. tapi semenjak dia kuliah di luar negeri, hubungan kami menjadi renggang karena kesibukan masing-masing. apalagi saya menemukan sosok yang lebih baik. min, apa yang harus aku lakukan?

aku termenung sesaat, sampai2 petugas operator menyuruhku untuk segera bicara.
'wahh.. sepertinya ini sulit. kau harus berprasangka baik pada pasanganmu kawan'
'kau masih memiliki kepercayaan padanya kan? karena itu landasan sebuah hubungan' ucapku sendiri sambil mengingat perkataan hyunseung malam itu.

saat aku mencoba menghubunginya untuk yang ke-89 kali dalam satu jam, karena dia sama sekali tidak menghubungiku kembali. bahkan kalian tahu apa yang  dia ucapkan pada panggilanku yang ke 90? dia marah habis-habisan. aku tak peduli pada perkataannya saat marah, karena aku hanya peduli pada suaranya, aku rindu berat. yang aku tahu perkataannya di akhir percakapan adalah 'kau masih mempercayaiku kan?'

aku tersadar pada siaranku, bagaimana bisa aku melamun. meski hanya sebentar, sampai tidak sadar kalau penelpon tadi sudah menutup telponnya. 'untuk penelpon yang tadi, meski kau percaya padanya. kau juga harus jadi sosok yang tegas, pastikan kau masih punya rasa padanya. begitu juga tegas padanya, pastikan dia juga masih punya rasa padamu' pesanku.

aku gak yakin pada pesanku yang terakhir. karena aku sendiri belum bisa memastikannya. setelah siaran aku pulang dengan latar langit sudah gelap. bergegas pulang ke rumah pun percuma karena persediaan di rumah masih kosong. akhirnya kuputuskan untuk mampir ke mini market dekat rumah yang kasirnya sudah sangat mengenalku. dengan handphone di tangan mencoba menelpon hyunseung ingin memastikan apakah dia masih punya rasa padaku.

mengambil beberapa makanan instan, lalu membawanya ke kasir. sambil tetap mencoba menelpon. entah ini sudah keberapa kali, aku tak peduli jika nanti dia marah-marah lagi seperti waktu itu. aku lebih menyukainya daripada aku dicuekin. 'kim, kau terlihat sibuk sekali' ucap si kasir sambil melayaniku. 'yah, aku sibuk menelponnya' 'wah kau sudah punya pengganti?' tanyanya kaget. 'apa maksudmu? aku masih setia pada hyunseung dong' ucapan terakhirku membuat matanya melotot tak percaya. 'kau pasti sangat mencintainya' ucapnya sangat yakin. 'tentu' ucapku yakin. 'kapan terakhir kali kau bicara padanya di telepon?' 'mm... sekitar tadi pagi dia menelponku, atau kemarin pagi ya?' aku berfikir keras. 'bukannya pagi di bulan yang lalu?' tanyanya hati-hati. aku tercenung. 'coba kau lihat panggilan masuk dihpmu yang terakhir' sarannya hati-hati. kucoba klik data panggilan dan menemukan tertanggal 3 September 2015. 'tanggal berapa sekarang?' tanyaku cemas. 'sekarang tanggal 10 Oktober' 'apa kau yakin?' 'kau bisa melihatnya sendiri' ujarnya sambil mengulurkan kalender. aku segera membayar belanjaanku tadi sambil terburu-buru keluar rumah. aku tak mungkin menghampiri hyunsueng ke seoul malam-malam seperti ini.

sebagai gantinya ku periksa panggilan masuk lagi, ada nomer rumah yang tak ku kenal tepat di tanggal 10 sepetember. ku pencet tombol hijau untuk memanggilnya. ternyata mucul suara wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu hyunseung.

'sebulan yang lalu, apakah tante menelponku?' 'kimmy, kau jangan berfikir macam-macam dulu. katakan padaku sekarang kau dimana?' tanyanya cemas. 'aku sedang dalam perjalanan ke rumah tante, bisa katakan padaku kenapa kau menelponku sebulan yang lalu?' tanyaku ingin tahu, aku benar-benar lupa. yang aku ingat hanya memoriku bersama hyunseung, tak ada yang lain.

'aku harap kau mampirlah ke rumah, akan kuberi tahu' 'bisa tante beritahu aku sekarang? ku mohon' 'kau benar-benar tak ingat sedikitpun?' 'tante please..' 'pada tanggal itu, hyunseung meninggalkan kita' 'haha.. bukankah dia memang meninggalkan kota ini untuk kuliah di seoul' 'yah, tapi kali ini dia meninggalkan dunia ini kim. dia tak akan kembali lagi, jadi kumohon bersabarlah dan hiduplah dengan baik' pesan ibu hyunseung.

'meninggal dunia?' ulangku masih tak percaya. bagaimana dia bisa meninggalkanku sendiri? dunia serasa goncang di bawah kakiku. seperti separuh kehidupanku diambil secara paksa dan membuatku goyang tak seimbang. tapi kali ini respon yang ada hanya bulir-bulir air mata. seperti sebulan yang lalu. kehidupanku kembali seperti sebulan yang lalu saat hanya air mata yang bergerak.

kulihat pesan suara yang kupunya, hanya ada satu. 'pagi' sebuah suara datar keluar, jeda sebentar lalu muncul lagi 'tidak ada waktu, aku akan telat' jeda lagi beberapa detik 'ya'

***
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar