Annyeonghaseoo…
Di bulan
Ramadhan ini, mungkin libur panjang terakhir yang aku miliki. Karena apa? Karena
setelah lebaran aku harus sibuk kerja perdanaku. Semangat!
Kali ini aku
kembali dengan review sebuah novel berjudul AKEELAH. Kata penulisnya,
sebenarnya ide ini berangkat dari sebuah naskah film yang dinovelkan. Jadi versi
filmnya udah kelar lebih dulu. Bagi kalian yang suka nonton, ya lihat movienya,
bagi yang suka baca yaa beli novelnya, dan bagi yang gak punya duit yaa pinjem
bukunya di perpusda. Kaya aku hehehe….
Aku agak
dejavu, karena udah ngeliat film ini dahulu kala. Tapi ntah tahun berapa itu. Pemain
utama dalam novel ini diambil menjadi nama judulnya. Jadi dia seorang anak
perempuan bungsu yang hidup di kawasan pemukiman warga yang agak gak punya
aturan. Di kawasan itu juga banyak terdapat keturunan etnis Afrika-Amerika yang
agak dipandang sebelah mata saat itu. Tapi meski akeelah besar di daerah sana,
ternyata dia memiliki bakat terpendam yang gak banyak orang tahu. Hanya guru
kelasnya yang mengamati dari nilai ujiannya selama ini.
Sama dengan
kawasannya, sekolahnya pun gak tenar-tenar amat. Apalagi sarana prasarana yang
mereka punya gak mendukung. Oleh karena itu banyak murid yang kurang ajar sama
gurunya, hingga kedisiplinan pun gak bisa diterapkan di sekolah ini.
Berawal dari
guru bahasanya yang menyuruh ikut lomba mengeja yang diadakan di sekolah untuk
bisa diikutkan di lomba mengeja tingkat distrik. Akhirnya akeelah muncul dan
menampakkan jati dirinya. Dan membawanya sampai lomba tingkat nasional dan
lombanya di siarkan sampai di televisi.
Tapi selama
perjalanan tersebut banyak sekali kerikil-kerikil yang menyandung kaki akeel
untuk sampai puncak. Mulai dari mengambil hati dr. Larabee untuk menjadikannya
murid dalam berlatih mengeja. Halangan dari ibunya sendiri karena harus minta
ijin mengikuti lomba. Dari sahabatnya Georgia yang mengalami keretakan hubungan
karena cemburu dengan Javier. Sampai dengan Dylan karena dia satu-satunya lawan
main paling tangguh selama lomba.
Yang aku suka
dari novel ini adalah terdapat foto dari cuplikan adegan movienya. Yah meski
hanya beberapa adegan dan tidak seluruhnya, tapi itu cukup membuat puas. Dan satu
lagi yang aku suka dari buku ini adalah pemain Dylan yang super cuek ini sepertinya
diperanin oleh anak turunan asia gitu, wajah-wajahnya oriental gitu…
Kutipan yang
aku suka dari novel ini adalah ‘ketakutan terbesar yang kita miliki bukan
karena kita tidak mampu berbuat. Melainkan ketakutan kita yang paling besar
adalah kekuatan besar yang dimiliki
tanpa kita ketahui sebelumnya. Ini benar-benar menyudutkan aku, karena aku sering mengalami
sindrom seperti yang dialami akeelah, apalagi ketakutan saat naik panggung dan
berdiri di tengah-tengah banyaknya manusia. Ckckckck
Jadi bagi yang
ingin mengembalikan semangat berjuang, maka baca aja novel ini. Pasti kita akan
menemukan kelebihan yang belum kita sadari sebelumnya. Bye bye :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar