08 Juli 2015

REVIEW: Akeelah

Annyeonghaseoo…

Di bulan Ramadhan ini, mungkin libur panjang terakhir yang aku miliki. Karena apa? Karena setelah lebaran aku harus sibuk kerja perdanaku. Semangat!

Kali ini aku kembali dengan review sebuah novel berjudul AKEELAH. Kata penulisnya, sebenarnya ide ini berangkat dari sebuah naskah film yang dinovelkan. Jadi versi filmnya udah kelar lebih dulu. Bagi kalian yang suka nonton, ya lihat movienya, bagi yang suka baca yaa beli novelnya, dan bagi yang gak punya duit yaa pinjem bukunya di perpusda. Kaya aku hehehe….
 

Aku agak dejavu, karena udah ngeliat film ini dahulu kala. Tapi ntah tahun berapa itu. Pemain utama dalam novel ini diambil menjadi nama judulnya. Jadi dia seorang anak perempuan bungsu yang hidup di kawasan pemukiman warga yang agak gak punya aturan. Di kawasan itu juga banyak terdapat keturunan etnis Afrika-Amerika yang agak dipandang sebelah mata saat itu. Tapi meski akeelah besar di daerah sana, ternyata dia memiliki bakat terpendam yang gak banyak orang tahu. Hanya guru kelasnya yang mengamati dari nilai ujiannya selama ini.

Sama dengan kawasannya, sekolahnya pun gak tenar-tenar amat. Apalagi sarana prasarana yang mereka punya gak mendukung. Oleh karena itu banyak murid yang kurang ajar sama gurunya, hingga kedisiplinan pun gak bisa diterapkan di sekolah ini.

Berawal dari guru bahasanya yang menyuruh ikut lomba mengeja yang diadakan di sekolah untuk bisa diikutkan di lomba mengeja tingkat distrik. Akhirnya akeelah muncul dan menampakkan jati dirinya. Dan membawanya sampai lomba tingkat nasional dan lombanya di siarkan sampai di televisi.

Tapi selama perjalanan tersebut banyak sekali kerikil-kerikil yang menyandung kaki akeel untuk sampai puncak. Mulai dari mengambil hati dr. Larabee untuk menjadikannya murid dalam berlatih mengeja. Halangan dari ibunya sendiri karena harus minta ijin mengikuti lomba. Dari sahabatnya Georgia yang mengalami keretakan hubungan karena cemburu dengan Javier. Sampai dengan Dylan karena dia satu-satunya lawan main paling tangguh selama lomba.

Yang aku suka dari novel ini adalah terdapat foto dari cuplikan adegan movienya. Yah meski hanya beberapa adegan dan tidak seluruhnya, tapi itu cukup membuat puas. Dan satu lagi yang aku suka dari buku ini adalah pemain Dylan yang super cuek ini sepertinya diperanin oleh anak turunan asia gitu, wajah-wajahnya oriental gitu…

Kutipan yang aku suka dari novel ini adalah ‘ketakutan terbesar yang kita miliki bukan karena kita tidak mampu berbuat. Melainkan ketakutan kita yang paling besar adalah kekuatan besar yang dimiliki  tanpa kita ketahui sebelumnya. Ini benar-benar  menyudutkan aku, karena aku sering mengalami sindrom seperti yang dialami akeelah, apalagi ketakutan saat naik panggung dan berdiri di tengah-tengah banyaknya manusia. Ckckckck

Jadi bagi yang ingin mengembalikan semangat berjuang, maka baca aja novel ini. Pasti kita akan menemukan kelebihan yang belum kita sadari sebelumnya. Bye bye :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar