07 Juli 2015

REVIEW: HUBBU

Annyeonghaseo...

aku kembali ke hadapan kalian!!!

kali ini yang kudapat bukan sekedar novel biasa. namun novel sastra! bisa dibayangkan gimana kita harus konsentrasi untuk membaca nya. karena jika lengah sedikit saja, udah gak faham deh.

karya dari MASHURI yang termasuk pemenang sayembara novel dari Dewan Kesenian Jakarta thn 2006 ini berjudul HUBBU. agak gak faham sih waktu ngerti judulnya aja. tapi bila kalian mulai baca isinya, maka keluarlah segala macam sejarah dan sastra yang kental asli Jawa.

 

pemeran utama dalam novel ini bernama Jarot. yang mempunyai nama asli Muhammad Sattar. perjalanan hidupnya bakal dijelaskan di tiap bab nya, namun dengan bahasa sastra yang mungkin aku sendiri baru mendengarnya (ketara pelajaran bhs jawa selalu bolos, hehehe) 
novel ini terbagi menjadi tiga bagian. bagian pertama kehidupan masa kecil Sattar di desanya, dan asal muasal nama jarot disandang olehnya. bagian kedua adalah perjalanan hidup jarot saat menginjak remaja dan dewasa yang teracuni oleh kehidupan kota. meski bukan ibukota, surabaya adalah tempat padat maksiat yang sangat dekat dengan kehidupan kaum muda. bagian ketiga diisi oleh kelanjutan hidup anak keturunan jarot di masa depan.

bagian pertama, digambarkan dengan begitu sederhana bagi anak seumurannya. polos namun pintar secara bersamaan, dan rasa ketertarikan yang tinggi terhadap semua hal. bagian kedua diceritakan blak-blak bagaimana usia remaja mulai pandai membolos, berani membuat hubungan dengan lawan jenis, dll. bagian ketiga diambil dari sudut pandang berbeda, yaitu Aida, anak kandung Jarot sendiri. karena pemeran utama sudah tiada beberapa bulan setelah itu.

perbedaan kehidupan antara masa kecilnya yang islami, dengan kehidupan remaja khas anak surabaya yang bebas. membuat saya heran, bakal kemana jarot ini dibawa. ternyata semua berhubungan dengan perang prinsip. semua manusia pasti memiliki prinsip dan jalan hidup yang disukainya. tapi apabila nasib hidup sudah digariskan oleh keluarga, maka buat apa kita hidup?

aduh,, kenapa aku jadi ngelantur jauh begini yah. karena ini karya sastra, maka tak heran jika kalian nanti menemukan beberapa kata jawa yang sulit diartikan. kudu siap2 kamus jawa, hehehe. tapi secara keseluruhan kesimpulan dari novel ini adalah HIDUP HARUS PUNYA PRINSIP yang harus dipilih dan dijalani. bener gak? hehehe

segera baca bila penasaran, bye bye :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar