21 Agustus 2015

FF Melody Love Part 1

Melody Love Part 1

Cast:
Kimmy
Henry
Bomi
Yoseob

hari bahagia adalah hari dimana kamu bisa berdiri di tengah gedung sambil memakai toga dan menunggu giliran saat tali toga itu bergeser dari sebelah kiri menuju ke sebelah kanan. 

apalagi iringan orkestra yang mengiringi langkah kaki menuju atas panggung. 'heeemmm... aku suka suara biola' kata hati kimmy. sambil diam-diam memeriksa hpnya yang ada di saku toga. bukan menunggu kabar dari orang tuanya. kimmy tak akan mencemaskan orang tuanya yang sudah tenang di surga sejak dia masih berumur 3 tahun. kali ini dia menunggu kabar orang yang disayangnya untuk datang di hari pentingnya ini. Yang Yoseob.


hpnya bergetar, hanya ada satu sms dan isinya sangat singkat. 'kita putus'. 

ingin rasanya dia tumpahkan seluruh air matanya saat ini. karena kecewa atas keputusan satu pihak dari orang yang disayangnya. tapi tidak kali ini, dia tak ingin membuat make upnya luntur di hari pentingnya ini. tangan kimmy bergetar ingin membalas sesuatu, dia ingin tahu kenapa hubungan selama hampir empat tahun itu kandas seketika hanya dari sebuah sms.

"Kimmy Alkeen, IPK 3,99"

merasa dipanggil namanya, kimmy makin sedih. dengan air matanya yang mengalir pelan, dia naik ke atas panggung dan bersalaman dengan rektor kampus. bagaimana dia tidak sedih? di hari istimewanya ini dia sendirian. orang tersayang satu-satunya tidak datang. Andai saja orang tuanya masih hidup, harapan yang bahkan tak pernah sekalipun kimmy ucapkan selama ini.

harmonisasi orkestra yang mengiringnya kembali turun panggung malah membuat hati kimmy teriris. dan menimbulkan isakan hebat hingga bahunya terguncang. karena tak kuat, kimmy berjalan dengan cepat ke toilet. tak mungkin dia merusak make upnya di hari penting.

entah berapa lama dia di dalam toilet. yang membuatnya sadar dari kesedihannya adalah sebuah sms dari teman baiknya. 'kim, dimana? aku butuh bantuanmu. kau masih ingat janji kita kan?' yah, kimmy memang berjanji untuk memfoto teman baiknya itu bersama salah satu laki-laki yang sedang dekat dengannya diam-diam (baca: selingkuh). laki-laki itu adalah salah satu anggota orkestra yang seusia mereka namun tidak wisuda bulan ini karena skripsinya belum rampung. mereka kenal karena satu kelompok dalam KKN tahun lalu.

'dari mana saja kau?'
'aku di toilet, biasa ada panggilan alam' kimmy beralasan
'ikut aku, dia sudah menunggu di balik panggung'
apa? mereka benar-benar niat banget ingin selingkuh. padahal sahabatku sudah berpacaran dengan pacarnya lebih lama daripada persahabatan kami yang baru berusia empat tahun. yahh.. umur persahabatan kami sama lamanya dengan usia hubunganku dengan yoseob. pikirannya berterbangan jauh membayangkan masa lalu saat mereka pertama kali bertemu.

Flashback On...
saat itu masa try out berlangsung dengan gencar-gencarnya diadakan dibanyak tempat les. mereka ingin lulus sekolah menengah atas dengan nilai yang memuaskan agar bisa diterima di universitas unggul pula. salah satunya tempat les langganan kimmy. lembaga les yang sangat besar ini mampu menyelenggarakan berbagai latihan ujian berbagai bidang pelajaran. salah satunya seni. 

bukan, dia bukan dari jurusan seni. melainkan jurusan bahasa. tapi saat itu ada beberapa kolaborasi antar jurusan. salah satunya seni vocal dengan bahasa. dan yang yoseob adalah patner ujian mereka saat itu. mereka harus membuat lagu yang dipindah bahasakan dengan baik. ini akan menjadi nilai kimmy. dan untuk pembawaan yang bagus nanti akan menjadi nilai untuk yoseob.

sejak saat itulah mereka selalu bersama, karena kesukaan mereka yang mendukung satu sama lain. hingga..
Flashback Off.....

'kim cepat potret kami sebelum orang tuaku datang' seru bomi yang membuyarkan lamunanku. kulihat di depan layar kamera slr yang ku pegang, sesosok tubuh tinggi dengan jas hitamnya yang rapi membuat bahunya terlihat lebih lebar. tak lupa pipinya yang agak cubby itu makin menonjol saat dia tersenyum. apalagi matanya yang sipit makin sipit saat dia tersenyum.

setelah beberapa jepret tertangkap, ternyata hp bomi berbunyi nyaring. 'aduh... oemmaku menelpon, aku harus segera menemuinya. terima kasih ya karena sudah berfoto denganku' pamit bomi pada lelaki itu tanpa memperhatikanku dan langsung pergi dengan terburu-buru.

'maaf ya sudah membuatmu repot juga'
'tak apa, dia memang selalu membuatku repot' pengakuan kimmy membuat lelaki itu tertawa.
'apa kau tidak buru-buru keluar? sepertinya keluargamu juga mencarimu?'
'tidak, mereka tidak akan datang' jawaban kimmy membuat lelaki itu terdiam, tak tahu harus berucap apa. 'apa kau salah satu anggota orkestra?' tanya kimmy mengalihkan pembicaraan.
belum sempat lelaki itu menjawab, hp kimmy bergetar karena panggilan dengan nama 'yoesobie' muncul dan mengacaukan pikiran kimmy lagi. dengan terburu-buru kimmy pamit kepada lelaki itu dan berkata 'aku duluan ya, permainan kalian bagus. apalagi biolanya. bye'

'mari kita bertemu dan bicara. ok?' ajak kimmy berbicara di ponselnya. saat ini dia berada di dalam mobil yang terparkir sangat jauh dari gedung acara wisuda. entah berapa tamu yang datang, hingga membuat lapangan parkir penuh. padahal dari beribu-ribu manusia di dalam gedung itu, tidak ada tamu yang datang untuknya.

'tidak perlu, tak ada yang perlu dibicarakan' sanggah yoseob dari telepon. suaranya nampak tenang, berbanding terbalik dengan kimmy yang tangisannya mulai pecah. 
'tapi...'
'tidak kimmy, kamu harus sadar kalau kita tidak cocok belakangan ini'
'aku akan berubah, aku...'
'tidak, kamu tak perlu berubah. cukup jadi dirimu sendiri'
'klik'

***

'aneh' ucapku, saat sedang sibuknya memainkan alat musik gesek yang kupegang saat itu. aku terpengarah dengan nama wisudawan yang dibacakan namanya saat itu. bukan karena IP yang disebutkan sangat tinggi dan hampir mendekati nilai sempurna, meski kenyataannya memang begitu. tapi keadaan wisudawan itu yang membuat aku terheran.

bagaimana bisa saat hari bahagia dengan hasil yang memuaskan itu masih membuat dia menangis? apa lagi yang dia tangisi? pikiranku saat itu agak tidak konsentrasi dengan permainan. aku dan beberapa teman sejurusan menjadi kelompok okrestra yang sengaja dilatih untuk acara wisuda ke dua di tahun ini. meski sebenarnya tahun ini saatnya untuk lulus, tapi karena skripsi membuat terhambat.

aku makin kaget saat bertemu dengan bomi di belakang panggung. bukan, bomi bukan pacarku. aku hanya merasa dekat akhir-akhir ini. sejak satu kelompok KKN. saat itu bomi membawa serta dia. yah, wisudawan bernama kimmy alkeen yang IPnya paling tinggi tahun ini. dengan mata kimmy yang agak sipit seperti habis menangis, tapi dia masih bisa tersenyum pada bomi.

dia bersedia untuk mengambil beberapa gambarku bersama bomi saat itu. meski hatinya mungkin gundah saat itu, dia mau saja dibuat repot bomi dan tentu dia masih saja memperhatikanku. dia mengenaliku sebagai petugas orkestra, dia juga memujiku. bukan, dia tidak benar-benar memujiku. tapi dia memuji permainan biola. dan pemain biola saat itu berjumlah lebih dari sepuluh. aku juga kelupaan untuk menyebutkan namaku, tapi untungnya aku mengingat namanya.
entah kapan lagi aku bisa bertemu dengannya.

***

sudah tiga bulan berjalan sejak putusnya kimmy dan yoseob secara paksa. meski kimmy berusaha membunuh waktu yang ada dengan sibuk bekerja di sebuah majalah dan penerbitan buku sebagai alih bahasa, tapi itu tetep tidak bisa menyembuhkan satu lubang besar di hatinya.

seperti hari ini, hari minggu bertepatan dengan hari wisuda yoseob. meski satu kampus, yoseob berada di fakultas yang berbeda dengannya. kelulusan yoseob termasuk golongan ketiga di tahun ini. dengan bermodal nekat, kimmy datang hanya untuk melihatnya dari jauh. ingat! MELIHATNYA DARI JAUH! tapi dia sendiri gak yakin apa bisa sekuat itu nanti.


saat semua wisudawan sudah keluar dan memenuhi halaman depan gedung, mereka nampak sukacita dengan saling berbincang dan berfoto bersama. para orang tua pun turut meramaikan sambil berdandan dengan pakaian terbaik yang mereka punya. kimmy jadi teringat orang tuanya, andai... kimmy segera tersadar dari lamunan harapannya lalu meneliti satu persatu wajah di balik toga dengan cermat. hingga dia menemukan sesosok wajah imut bertopi toga dan sedang ayik mengobrol. di depannya ada ahjumma cantik yang wajahnya pernah kimmy lihat di koleksi foto hp yoseob. dan satu ahjussi yang mirip sekali dengan yoseob. dan satu perempuan cantik berdiri di samping yoseob. mereka sangat asyik mengobrol. 'apa perempuan itu, pacar barunya?' ucap kimmy pada dirinya sendiri, dan air matanya mulai merebak saat itu juga.

kimmy tetap melihat yoseob dari jauh meski air matanya sudah penuh dan akan menetes di pipinya, tapi ditahan sekuat tenaga olehnya. hingga sesosok hitam menutupi pandangannya. sosok itu memanggil manggil namanya. berulang kali dan sosok hitam semakin mendekat karena bayangan hitam itu makin membesar dihadapannya. kimmy tak sanggup lagi dan hanya tertunduk setelahnya, bahunya bergetar menahan tangis agar suaranya tidak keluar. dan itu merupakan hal yang sulit karena membuat dadanya sesak sekali.

Henry POV...
hari penuh kemenangan, yaitu saat memakai toga. meski terlambat tapi ini membuat satu kepuasan tersendiri bagi ku. yah, bomi sudah mampir tadi, meski sebentar. kami tetap berfoto di balik panggung, sama halnya dengan kejadian tiga bulan lalu. bedanya kali ini yang memakai toga adalah aku. setelah bertemu bomi, langsung gabung bersama teman-teman dekat di jurusan dan mengambil beberapa gambar bersama. hingga aku melihat sosok itu.  sosok wanita rapuh yang pernah kulihat tiga bulan yang lalu. kali ini aku bisa memastikan dia wanita yang feminim dengan melihat dandanan tipisnya di wajah dan sebuah dress cantik yang ia kenakan. anehnya dia menggenggam serangkaian bunga tulip yang mungkin sudah dia siapkan, karena sepanjang halaman gedung, hanya ada pedagang bunga mawar yang umum dibeli orang.

ku hampiri dia, tapi matanya tidak bergerak. hanya tertuju pada satu titik. kubalikkan badan untuk mengetahui apa yang ia lihat dibalik punggungku. apakah itu bomi? bomi tadi memang kesini menemuiku hanya sebentar, lalu segera pergi karena dia punya janji dengan Junior, pacarnya. jadi apa yang kimmy lihat? di sini banyak sekali orang dan aku tak menemukan sosok yang mungkin kimmy kenal. tidak karena mereka berbeda fakultas.

'kim, kimmy' panggilku tapi tak ada respon. ku langkahkan kakiku untuk lebih dekat dengan tempatnya berdiri. tapi di matanya tetap tidak bergerak. malah yang bikin aku terkejut adalah matanya penuh air yang siap untuk meluncur di pipi beningnya. kupanggil lagi, kali ini lebih halus. namun dia tetap tidak bergeming. hingga aku berdiri tepat di depannya yang hanya berjak 30 cm, tiba-tiba saja dia menunduk dan bahunya terlihat bergetar. aduhh... tak mungkin dia menangis di tempat umum seperti ini. apa yang akan orang-orang lihat tentangku? segera ku tarik kimmy untuk berdiri di sudut dinding dan bertanya lagi. 'kim, gwencana?' akhirnya kepala kimmy terangkat dan melihat ke wajahku. dari ekspresinya sepertinya dia melupakan pertemuan kita yang pertama. itu terlihat dari wajahnya yang tetap datar meski tahu ada aku ada di depannya.

saat kimmy hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba kepalaku dipukul seseorang dari belakang. 'yaakkk! henry dari mana saja kamu? oemma dan appamu sudah mencari kamu kemana-mana. ternyata kamu ada di sini' henry kaget bukan main, apalagi kimmy ada di sini dan melihat semua adegan buruk dirinya. 'oemma dan appa katanya tak bisa datang, kenapa kemari?' keluh henry yang gusar. serta merta oemma dan appanya melirik sosok wanita di belakang. bukannya mereka marah-marah, malah mereka bersikap terlampau ramah pada orang yang pertama kali ditemui.

'annyeonghaseoo.. kau nona yang sangat cantik' sapa ibuku. 'apa kau pacar anakku?' tanya appa yang bikin aku berteriak kaget. 'aahhh... bukan-bukan dia hanya....'
'sudah jangan halangi kami' marah ibunya sambil mendorong badan henry minggir dan terlihatlah kimmy dengan sisa-sisa air matanya di pipi.
'kenapa kau menangis? apa henry yang menyebabkan ini?' marah eomma yang lansung menarik ujung telingaku. 'aahhh.. oemma dengarkan aku dulu' 'wkwkwk' suara tertawa tertahan terdengar di dekat mereka. dan itu berasal dari mulut kimmy. dia bisa tertawa ternyata!

'nah gitu dong nuna cantik harus tertawa' ucap appa. 'sudah, kami akan pergi, masih banyak pekerjaan menunggu. kau bisa pulang sendiri kan?' tanya oemma. 'tentu, aku sudah besar oemma. 'nona, kapan-kapan kita akan bertemu lagi, ok?' kimmy yang diajak bicara hanya bengong. 'sudah oemma jangan libatkan kimmy' 'oh, kimmy. nama yang bagus. pokoknya kau harus membuat agenda untuk makan bersama kami dan kimmy' ujar appa tak mau kalah. 'kami pamit dulu ya, sampai jumpa'

kenapa bisa seperti ini?

***

'maaf ya, tadi oemma dan appaku. dan sepertinya mereka salah faham'
'tak masalah, selamat ya atas wisudanya'
'makasi, tadi bomi kemari. kenapa kalian gak bareng? apa kamu ingin menemui seseorang disini?' tanya henry yang melihat mata kimmy mencuri pandang ke belakang punggungnya.
'yaa... tentu. apa? kau tanya apa?' kimmy makin gelagapan menjawabnya karena melihat yoseob dari jauh yang berjalan ke arahnya saat ini.
'hahaha... kau kemari ingin menemui siapa?' tanya henry lagi yang sebelumnya tertawa sedikit karena melihat sikap kimmy yang lucu.
yoseob berada hanya lima langkah di depan kimmy saat ini. dan mata mereka bertemu. tapi kimmy tak kuat dan mengalihkannya pada henry. 'tentu, aku ingin bertemu denganmu. ini bunganya' jawaban kimmy membuat henry kaget menerima bunga tulip merah muda yang mempunyai arti berbeda jika diberikan kepada lawan jenis.
'makasi, apa kau ingin berfoto...' 'tentu!' jawab kimmy lagi sebelum henry menyelesaikan pertanyaannya. saat mereka selfie, henry baru mengetahui jika pandangan mata kimmy diam-diam terarah pada yoseob yang ada di depan mereka.
'kau mengenal yoseob?' tanya henry yang langsung membuat bahu kimmy merosot. segampang itukah rahasianya mudah terbongkar? batinnya. 'tidak, bagaimana mungkin?' tolak kimmy dengan buru-buru dan nada suaranya bertambah naik. 'benarkah? lalu kenapa dari tadi kau memandangnya?' cerca henry lagi. 'hah? kau salah sangka henry. itu tidak...' belum selesai kimmy menjelaskan, henry sudah memanggil yoseob duluan. dan sesuai keinginan kimmy, dia bisa melihat yoseob lebih dekat. saking dekatnya, kimmy tak bisa menangkap obrolan mereka. yang terlihat adalah wajah yoseob yang ramah memandang henry, dan tak sedetikpun melirik ke arah kimmy. ini membuat hatinya berdenyut sakit.

lalu tanpa sadar, sosok yoseob menghilang tiba-tiba dan digantikan dengan wajah henry yang cemas. 'kau mendengarku kim?' 'ya, ada apa?' 'kau tadi hampir pingsan dengan posisi berdiri' seru henry lebih cemas lagi. 'aku tak apa' bohong kimmy yang langsung membuat henry marah. 'aku tak tahu kenapa kau selemah ini' 'apa maksudmu?!' 'katakan padaku, apa semua ini karena yoseob?' 'jangan asal bicara!' 'aku tidak asal bicara, aku memperhatikanmu dari tadi. cepat katakan padaku kenapa kau bisa selemah ini' 'tidak, ini karena aku belum makan' dusta kimmy lagi membuat henry naik pitam. untung sekitar mereka mulai sepi dan para wisudawan sudah banyak yang pulang. 'oke, jika kau tak ingin mengatakan padaku. aku akan mencari tahu sendiri' ucap henry lalu pergi meninggalkan kimmy sendirian.

***
bersambung...

1 komentar: