25 Desember 2015

Catatan Hati Seorang Guru: Pembagian Raport

Halo semuanya...

setelah pengayaan yang kami lakukan di sekolah, akhirnya datanglah waktu pembagian rapot. karena saya masih berstatus menjadi guru bantu, maka full saya mengerjakan data riwayat di rapot anak-anak 2 minggu sebelum hari H. untung saja hanya punya 21 anak. akhirnya saya lembur dan dua hari libur selesai, hehehe..

penulisan menggunakan pulpen 0,5 untuk pengisian di dalam, untuk nama anak di sampul memakai pulpen bigboss yang super tebal. dan penulisannya seperti dibentuk gitu biar rapi. di dalam rapot, sudah tertulis beberapa poin yang dinilai, dan guru tinggal mencentangnya saja. dan menyisakan satu kolom berisi 5 baris untuk penjelasan secara paragraf seberapa pesat/lamban perkembangan anak.

pengisian pun harus dipikirkan secara baik-baik, karena ibu kepala sekolah wajib melihat dan mengoreksi, apakah itu sudah pantas atau tidak untuk ditulis. menurut aku, kepsek tak punya hak untuk menilai. karena apa? kepsek mana ada waktu merhatikan satu persatu anak dan mencocokkan dengan tulisan guru kelasnya? ya kan? menurut aku yang berhak cuma guru kelas. tinggal gimana dia komunikasi ke orang tua walinya..



hari H pun tiba, kami punya tradisi untuk meliburkan sehari sebelum hari H untuk mengerjakan dan menuntaskan seluruh rapot hingga selesai 100%. tapi nyatanya, waktu libur itu tetap dibuat untuk rapat.

hari rapotan ini, selain buku rapot guru juga memberi buku RABATA yang digunakan saat pengayaan dan hasil Lembar Kerja Anak selama satu semester dan dijilid rapi. jadi ada 3 buku yang dimasukkan dalam satu paket kresek sedang.

hari H dimulai sebenarnya mengikuti anak-anak masuk sekolah, yaitu jam 7. tapi ada beberapa guru yang molor dan ternyata itu sudah janjian dengan orang tua wali. misalnya orang tua menghendaki ngambil rapot jam berapa, maka jam segitu gurunya harusnya sudah standby.

guru utama kami tetap datang jam 7, tiba-tiba dia minta tolong ke saya untuk mengetik daftar pengambilan rapot yang nantinya diisi oleh orang tua yang mengambil rapot anaknya. isinya berupa tanggal, nomer, nama anak, nama org tua, kesan pesan, dan ttd.

di ruang bawah yang lebar, digelari karpet lebar mampu menampung 6 guru kelas yang masing-masing berpencar memakai meja besar. maka satu persatu dengan antri, orang tua bertemu guru kelas ngobrol berbagai hal tentang anaknya. entah sikap anak di sekolah dan di rumah disamakan, dan akhirnya minta bantuan kerja samanya.

yah, bisa dibilang guru kelas harus bisa pinter ngomong kalo2 ada orang tua yang tanya macam-macam. kalau misal ada kesalahan, kita minta maaf dan berjanji untuk memperbaikinya. kalau misal ada peningkatan, bilang kita juga senang di sekolah meningkat juga bisa ini dan itu.


ok segitu dulu, tunggu pengalaman selanjutnya di semester 2! bye bye :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar