22 Mei 2016

Review: Revolusi Dari Secangkir Kopi

Assalamualaikum...
bersamaan dengan postingan review buku penulisan untuk anak kemarin, buku ini juga aku temukan di rak-rak novel indonesia yang tebel-tebel. awalnya aku kira ini cerita romance banget, karena judulnya kopi-kopi gitu. gak taunya ini emang romance, romance sama tanah air.

baru kali ini aku baca novel yang mencerminkan sikap nasionalis. awal bab aku kira akan sangat membosankan karena mirip2 buku sejarah SMA hehehe. ternyata diluar dugaan, novel ini sangat membuat hati ikut berdebar-debar mempersatukan indonesia melawan orde baru.

jadi ini novel bercerita tentang perjalanan didik [nama penulisnya sama] selama hidup thn 1992 sengsara di kampung blitar sebagai anak dari bapak guru SMP dan ibu penjual rempeyek dan bumbu pecel. begitu miris kehidupan bangsa Indonesia jaman dahulu.


sebagai anak SMA yang pintar, dia berusaha masuk UMPTN/SMPTN di ITB jurusan seni. tapi ternyata mimpinya tertunda dan membuatnya menjadi pengangguran setahun. tahun berikutnya dia mencoba lagi dan masuklah di jurusan geologi. jauh banget dari impiannya.

singkat cerita, berbagai konfik dan pengalaman baru yang diterimanya selama di kampus. mulai dari cari kos murah, PSIK, tragedi skorsing Yos dan Mei, pelatihan himpunan mahasiswa GEA, kaderisasi PSIK, dan yang lebih mendebarkan ada di bab terakhir, yaitu REFORMASI

dulu pelajaran sejarah sempet tau istilah ini dan penjelasan singkat serta tahun kejadiannya, oleh penulis dibuat lebih mendetail karena kenyataannya emang penulis ikut jadi saksi runtuhnya orde baru menjadi reformasi di gedung MPR

setelah baca ini novel, saya jadi merinding dan darah ikut mendidih sendiri. ternyata begini toh semangat anak muda jaman dahulu. karena yang saya rasakan jaman sekarang mah beda banget. kuliah itu rasanya mudah saking mudahnya kya digampangin. semangat persatuan yang masih kental. yang masih bisa dirasakan sih semangat berorganisasinya..

di dalam novel ini juga ada sedikit catatan penting berupa aturan kepemimpinan. berikut poin2nya:

1. [belum ketemu]
2. pemimpin harus satu atau dua tahap lebih maju dibanding anak buahnya. kalau setara dia tak akan diikuti. kalau terlalu jauh dia akan dianggap gila
3. pemimpin harus rela berkorban demi keberhasilan, dan pemimpin sejati dalam hidup adalah bapak dan ibu kita[setuju!]
4. dalam dunia media, bungkus lebih penting daripada isi. buatlah sesuatu yang heboh dan bikin orang penasaran, lalu sampaikanlah maksud dan tuntutannya, maka anda akan diberitakan.
5. kadang tidak penting seberapa cepat maju, yang penting adalah bagaimana terus melangkah dan melangkah
6. potong jalan kembalinya, maka terkondisikan lahirnya pemimpin yang andal
7. segenting apapun situasinya, sebuah organisasi harus tetap menjalankan kaderisasi. hal mendesak itu harus dilakukan sebab mempersiapkan generasi tak boleh ditinggalkan
8. jika ingin memimpin maka kuasai dan aturlah informasi. jika ingin mengalahkan musuhmu, maka putuskan akses informasinya
9. setelah semua keheroikan dan perjuangan dilakukan, saatnya memasuki tahap esensinya
10. pemimpin harus tegas. ada saatnya tidak melibatkan perasaan dalam keputusan
11. hal utama dalam kaderisasi adalah mengubah sudut pandang-pemikiran, sebab perubahan pemikiran akan mengubah segalanya
12. seberat apapun tugas, jika didukung jaringan yang kuat dan dilakukan secara team work, niscaya mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin
13. jangan sembarangan percaya pada org yang baru dikenal
14. sekali terjangkit, jiwa berani dan sikap pemimpin akan selalu melekat di sana
15. mimpi bersama atau musuh bersama tak jauh berbeda, mampu melenyapkan pertentangan sepele antar anggota dan akan segera menguatkan ikatan emosi satu sama lainnya

masih heran kenapa belum ketemu poin nomor satu ya??

aku suka kutipan lagu yang ini 
"kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
mas intan yang terkenal
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang lara
merintih dan berdoa"
bener2 mengaduk emosi diri deh

Wassalamualaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar