Title : SUP JAGUNG VS
KAKI AYAM
Author : @Khusnul_YYoseob
Cast :
-
Kimmy Jung
-
Yang Yoseob
-
Anni-San
Genre : romance
Length :oneshoot
Ratting : ---
Kimmy POV
Aku tidak yakin
dengan pendengaranku, jelas-jelas dia sahabatku sejak Sekolah Dasar, kenapa
menganggapku sebagai yoejachingunya yang telah lama mati? Aku kenal betul
yoejachingunya dahulu di sekolah menengah pertama. Namanya anni-san, dia adalah
cinta pertamanya. Yoeja manis, ceria, dan selalu tertawa setiap kali dia
berbicara Berbeda 180© dari ku. Aku sungguh tidak
percaya.
Flashback—
“sensei!!
Yoseob telah sadar!!” teriak kimmy sambil memencet tombol di dekat ranjang
yoseob.
“gwencana??”
tanya kimmy senang
Yoseob membuka
matanya perlahan menahan silau cahaya pagi itu, “anni..” sebutnya setelah melihat
wujud yoeja di depannya.
“anni??” ulang
kimmy dengan wajah kebingungan.
“anni-san? kau
makin cantik” ucap yoseob dengan seyum merekah.
“wae?” tanya
kimmy masih dengan wajah masih kebingungan, sebab jawaban yoseob tertahan oleh
para staff dokter sudah berdatangan dan memintaku untuk keluar dari ruangan
itu.
Flashback end—
Aku masih
berjalan di lorong rumah sakit, bingung akan mengatakan apa pada yoseob setelah
sampai di kamarnya nanti. Aku masih menimbang tawaran dari sensei yang
memeriksa yoseob tadi
Flashback—
“apa kau tau
yoseob menyebut nama anni sejak sadar tadi? Saya tak akan ikut campur dengan
masa lalunya, tapi saya mohon hadirkan anni di sampingnya saat ini, sebab itu
akan membantu ingatan yoseob cepat kembali”
“apa kau yoeja
yang bernama anni?” tanya sensei kembali.
“aniyo” jawab
kimmy
“aku harap kamu
mencari anni untuk kebaikan yoseob. Kalau tidak,..” ucap sensei menggantung.
“wae?”
“kalau tidak
seluruh ingatannya sejak kecil hingga sekarang akan hilang begitu saja tak berbekas,
bahkan mungkin dia tak akan mengenalmu juga, seluruh kerja otaknya akan
berhenti dan mulai dari nol lagi seperti anak bayi yang baru belajar cara
berjalan”
Flashback end—
“anyeong” sapa
kimmy sambil membuka pintu kamar yoseob dan menemukan yoseob tersenyum manis
sekali.
“anni-san,
akhirnya kau datang juga. Kemana saja tadi?”
“oh, aku tadi
ke toilet sebentar” jawab kimmy datar
“kenapa kau
lesu seperti itu?” tanya yoseob yang melihat kimmy menjawab dengan lesu, tak
seperti kebiasaan anni.
“gwencana.. apa
kau lapar? Sini aku kupaskan buah untukmu” ucap kimmy mengambil buah apel di
meja samping ranjang pasien.
“cepat kupaskan
untuk ku. hmmm,, rasanya aku sudah lama tidak makan” yoseob manja.
“tunggu
sebentar yaa” ucap kimmy yang buru2 mengupasnya, lalu memotongnya menjadi dadu.
“nih, bogo!” seru kimmy yg menyodorkan sepiring apel lengkap dengan garpunya.
“kau tak ingin
menyuapiku?”tanya yoseob kecewa.
“ck, dasar
manja sekali. Buka mulutmu yang lebar!” perintah kimmy yang pura2 memasang
wajah seram.
“aaaaa’...mm
emm, emm, mashita”
“yoseob,
mianhe. Aku lakukan ini demi persahabatan kita. Aku tak ingin kau melupakanku
begitu saja” batin kimmy sambil terus tersenyum dihadapan yoseob.
“kau juga harus
makan ini.. aaaa...” ucap yoseob sambil menyuapi kimmy
*-*
Author POV
Keesokan
harinya..
“aahh.. aku
bosan anni. Apa kau tak bosan seharian berada di kamar?”
Kimmy yang
sedari tadi membaca novel pun tersadar. “aduh aku lupa, anni tak hobi membaca
buku tebal” batin kimmy.
“kau ingin
kemana?” tanya kimmy yang melihat yoseob bangun dari ranjangnya.
“apa kau tak
kangen berkencan denganku?”
“wae? Kencan di
area rumah sakit ini? Aku gak mau” kimmy pasang wajah marah sambil melipat
tangannya.
“ayolah, aku
janji akan mengajakmu kencan di lotte world”
“jinja?” tanya
kimmy tak percaya.
“tapi tunggu
aku sembuh dulu, ne?”
“ahh.. “ kimmy
kecewa, tapi yoseob malah tertawa melihat tingkah lucu yoejachingunya, anni.
“arayo.. aku akan menyulap kau agar lekas sembuh, ne?” ujar kimmy sambil
menghampiri yoseob yang berdiri dekat pintu.
“memangnya kau
bisa menyulap? Coba tunjukkan padaku?” yoseob menantang.
Kimmy diam
sebentar sambil memainkan kukunya. Ragu. Lalu dalam hitungan detik “chu..”
bibir kimmy mendarat tepat di pipi kanan yoseob lalu berlari sambil teriak “ayo
cepat kejar aku kalau bisa”.
“anni-san!!
Dasar anak nakal!” marah yoseob tapi dengan bibir tersungging 3cm. Lalu berlari
mengejar kimmy. Dengan tawa mereka yang mebahana di lorong rumah sakit.
*-*
Kimmy terus
berlarian di area taman rumah sakit hingga tak sengaja berhenti di sebuah
gereja tua dan kecil, seperti tidak terurus karena banyak ranting dan daun
kering yang berserakan. Yoseob menghampiri di samping kimmy.
“anni cepat
berikan tanganmu” ucap yoseob sambil membuka lengan kirinya, mengapit tangan kanan
kimmy seperti layaknya pengantin di drama.
Kimmy nampak
ragu tapi tangannya tetap diberikan pada yoseob meski bibirnya tertutup rapat
tak bisa berkata apa-apa.
“teng teng teng
teng,,, teng teng teng teng,,, “ senandung yoseob seraya berjalan pelan memasuki
gereja, layaknya bunyi piano yang menyambut sepasang pengantin. Tingkah yoseob
makin membuat dada kimmy diam-diam bergetar “ada apa denganku?” ucap kimmy
sambil memegang dadanya
“yoseob, maukah
kau menerima anni-sang hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan kalian
berdua?” “saya bersedia” tanya yoseob yang juga dijawab sendiri. “anni-san,
maukah kau menerima yang yoseob hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan
kalian berdua?”
Kimmy terdiam
lama, dia seperti mengingat sesuatu di masa lalu..
Flasback—
Di taman
belakang sekolah menengah pertama yang sunyi, hanya ada suara gesekan daun dan
ranting karena diterpa angin. Terdapat tiga siswa dengan kesibukan
masing-masing. Ya, seorang namja dan dua yoeja yang duduk saling membelakangi.
Seorang namja dan satu yoeja duduk bersandar di bawah pohon sambil menghadap ke
barat, tepat saat matahari akan terbenam. Berbeda dengan satu yoeja yang
tersisa, dia sibuk membaca novel tebal sambil menyandar pada pohon yang sama
dan menghadap ke timur.
Yoseob selalu
seperti itu, mengajak sahabatnya –kimmy- untuk menemaninya berkencan dengan
anni. Entah apa yang ada dipikiran yoseob, setiap kali kimmy menolak, yoseob
juga menolak berkencan dengan anni. Hingga anni ikut memohon agar kimmy ikut
bersama mereka. Maka dari itu kimmy selalu membawa sesuatu agar dirinya tidak
kesepian seperti novel tebal yang sedang dibacanya kali ini.
“”apa kau mau
menjadi pengantinku?” tanya yoseob tiba-tiba sambil bangkit dari duduknya.
“ide bagus,
tapi kita tak punya cincin oppa” anni berfikir. Yoseob lalu mencabut beberapa
ilalang yang tumbuh liar dan menyulapnya menjadi sebuah cincin.
“aku sudah
membuatkan untukmu, cepat mana tanganmu” ujar yoseob sambil mengapit tangan
anni.
“teng teng teng
teng,, teng teng teng teng,,” senandung pasangan ini bersamaan sambil berjalan
dan tersenyum malu.
“tunggu oppa,
pasturnya?” tanya anni menghentikan langkah mereka, dan secara bersamaan
menoleh kepada kimmy yang sejak tadi tenang membaca buku.
“kimmy!!”
panggil mereka bersamaan.
“wae?” tanya
kimmy tanpa mengalihkan pandangannya pada novel.
“jadilah pastur
untuk kami”
“apa-apaan
kalian ini??” marah kimmy yang heran dengan tingkah sahabatnya itu.
“jebal..” yoseob dan anni memohon.
Dan kimmy tak
bisa menolak jika menatap wajah yoseob yang memelas seperti itu. Kimmy berdiri
di atas kursi yang tak terpakai di halaman sekolah. Lalu berkata dengan wibawa
seperti layaknya pastur di penikahan.
“sekarang
waktunya kalian tukar cincin”
Yoseob
mengambilnya di saku seragam sekolahnya dan mengambil tangan anni,
memasukkannya pada jari manis anni, tapi di tengah jarinya tersendat karena
cincin yang dibuat yoseob tadi kekecilan.
“mian, anni.
Aku akan membelikan cincin asli untukmu besok” ujar yoseob sambil membuang
cincin buatannya dan menarik tangan anni untuk pulang.
“oppa mau
membelikan cincin untukku?” tanya anni tak percaya
“ya, sekarang
kita pulang” ajak yoseob.
“kimmy, ayo
pulang hari sudah gelap! Anni besok kau mau berangkat sekolah denganku?” lanjut yoseob lagi. Tanpa menghiraukan kimmy
yang diam-diam mengambil cincin buatan yoseob tadi dan memakainya di jari manis
kimmy “muat”
Flasback end—
“anni, cepat
jawablah” bisik yoseob menyadarkan kimmy yang melamun.
“a..aku
bersedia” kimmy menjawab dengan gugup.
“sekarang
waktunya tukar cincin pasangan” ujar yoseob sendiri sambil mengambil sesuatu di
kantong baju seragam pasien yang masih dia kenakan. Sesuatu itu berupa cincin
yang hampir sama dengan yang dibuat yoseob dulu, terbuat dari rumput ilalang
yang mereka lewati tadi.
“kapan dia
membuatnya?” pikir kimmy dalam hati. Yoseob meraih tangan kimmy dan
memasukkannya pada jari manis kimmy hingga terpasang dengan benar.
“wah, ternyata
sekarang sudah muat di jarimu. Apa jarimu ikutan diet?” canda yoseob sambil
tertawa. Kimmy pun ikut tertawa sambil memukul lengan sebelah kiri yoseob.
“hahaha.. andai
saja ada kimmy di sini, pasti dia akan jadi pastur untuk yang kedua kalinya”
“degh..”
*-*
Kimmy POV
“apa yoseob
masih mengingatku?” batin kimmy yang baru masuk ke kamar inap yoseob
“kau membawa
apa?” tanya dia dengan wajah ceria, seperti menunggu kejutan.
“mm.. coba
tebak” perintahku
“benda?” “iya”
“bisa dibuat
main?” “tidak”
“Bisa dimakan?”
“bisa jadi”
“pasti sup
rumput laut” tebaknya
“yah.. anda
belum beruntung” ucap ku sambil mengacak poninya yang rapi.
“ssshhh... kau
udah bikin rambutku berantakan! Cepat beritahu aku” ucapnya pura-pura marah.
Tapi aku suka wajahnya yang seperti itu.
“tadaaa.. sup jagung
dan kaki ayam pedas!!” seru ku ceria. Berharap dia mengingat sedikit lagi
tentangku, tentang makanan kesukaanku.
“wah.. ini
memang sup kesukaanku. Tapi, bagaimana kau tahu ikan kesukaan kimmy jg?” tanyanya dengan pasang wajah heran, berbeda
denganku yang tersenyum menanggapinya. Aku senang dia mengingatku.
“bagaimana aku
bisa melewatkan hal ini? Oppa kan namjachinguku. Mari makan!!”
Seruku yang
langsung ingin melahap kaki ayam pedas kesukaanku yang sudah sedari tadi ku
pegang di tangan kananku.
“stop, bukankah
kau tidak boleh makan pedas?” larangnya menahan tanganku.
Aku terdiam, melupakan
sesuatu tentang Anni, Penyakitnya!!
”bukankah kau
selalu menjauhi makanan pedas, dan melarangku untuk memakannya juga?” marahnya
dengan mata memerah.
“Apa kau ingin
meninggalkanku lebih cepat? Sini biar aku buang” ucapnya lagi sambil bangkit
dan membuang kaki ayam pedas ke tong sampah kecil di ujung ruangan. Sepertinya
ujung hatiku juga ikut terbuang.
Aku harus
bersikap bagaimana? apa aku harus sedih karena ikan kesukaanku dibuang? atau
sedih karena dia lebih peduli terhadap anni?
Flasback—
Bel istirahat
di sekolah dasar sudah berbunyi sedari tadi, tapi seorang murid yoeja yang
duduk sendiri di bangku taman sekolah tetap saja tidak mau menghabiskan kotak
bekalnya. Hingga datanglah seorang murid namja yang duduk di meja yang sama sambil membawa bekal
sendiri, dan memakannya dengan semangat membuat murid yoeja itu tiba-tiba lapar.
“wae? Kau mau
mencoba bekalku?” tanya murid namja.
Murid yoeja
hanya mengangguk dan mengambil sepotong kaki ayam pedas. “bukankah kau membawa
sendiri? Apa yang kau bawa?” tanya murid namja tadi.
“aku tak suka
ini” ucap murid yoeja sambil menyodorkan kotak bekalnya.
“wah, sup
jagung! Ini pasti sangat enak, aku boleh mencobanya?”.
“habiskan saja”
ujar murid yoeja cuek.
“tak apa nih
jika aku habiskan?” goda si namja sambil memakan sup dengan semangat, membuat si
yoeja menelan ludahnya.
“cepat coba sup
ini sangat enak. Aa...” ucap namja lagi sambil menyodorkan sendoknya. Baru
pertama kali itu si yoeja merasakan sup jagung yang berbeda karena memakannya
bersamaan dengan kaki ayam pedas milik namja itu.
Dan sejak saat
itu mereka mematenkan makanan favoritnya yaitu sup jagung dan kaki ayam yang
tidak bisa dipisahkan.
Flashback End--
*-*
Malam itu..
Hujan deras
menahan kimmy untuk tetap menginap di sana hingga fajar datang. Entah apa yang
sudah di makannya tadi siang, membuat perutnya sedikit mules. Kimmy memegang
perutnya sambil sesekali menghampiri jendela, memastikan apa hujannya sudah
reda atau belum.
Yoseob yang
tadinya terlelap jadi terganggu gara-gara suara sepatu kimmy yang mondar-mandir
dari sofa ke jendela. “anni, kemarilah” perintah yoseob sambil memiringkan
badannya hingga menyisakan sedikit tempat dan menepuk kasurnya.
Kimmy
menghampiri dengan ragu, “naiklah” ulang yoseob dengan menepuk kasurnya. Kimmy
menurut. “kenapa? Apa oppa tak bisa tidur?”. Itu terlihat dari mata yoseob yang
tidak sepenuhnya terbuka, masih merem-melek. Tangan yoseob yang tiba-tiba
terjatuh di perut kimmy membuat kimmy hampir menjerit kaget, kalau saja yoseob
tidak segera berbicara, suaranya tidak begitu jelas, seperti membaca sebuah
mantra “sakit, keluarlah dari perut kimmy..” ucap yoseob menggantung.
“apa yang dia
katakan?apa dia telah mengingatku?” batin kimmy tidak percaya dengan apa yang
barusan dia dengar.
“eh, mian.
Maksud aku anni-yoejaku, hehehe” yoseob sambil cengengesan.
“Sakit,
keluarlah dari perut anni..” lanjut
yoseob lagi dengan raut wajah sedih dan matanya seperti hampir menangis.
Kimmy menggeser
posisi tidurnya hingga benar-benar menatap yoseob. Terlihat yoseob yang penuh
dengan air mata di kelopaknya, seperti siap untuk keluar.
“oppa, aku
baik-baik saja” ucap kimmy tersenyum sambil memegang kedua pipi yoseob siap
untuk menghapus air mata yang keluar. Lama mereka saling memandang mata satu
sama lain. Hingga tak sadar wajah yoseob sudah dekat dan “chuu..” bersamaan
dengan air mata yoseob yang meluncur di pipinya.
Kimmy seperti
terbius dengan perlakuan yoseob, dia terus-terusan berusaha menenangkan detak
jantungnya sendiri yang tiba-tiba tak terkendali.
“mianhe yoseob”
batin kimmy malam itu.
*-*
Yoseob POV
“oppa..” ada
seorang yang memanggilku. Siapa?
“yoseob oppa”
panggilan itu lagi, dengan suara yang sama.
Aku masih
dikelilingi ruangan serba putih, siapa yang memanggilku?
“nuguya?”
tanyaku sambil mengucek mataku, mencoba untuk melihat. Terlihatlah sebuah taman berumput, sepertinya ini taman
rumah seseorang yang kukenal, aku kenal betul dengan tempat ini.
“oppa, “ suara
itu memanggil lagi, berasal dari seorang wanita berambut pendek sedikit ikal
yang sedang bermainan ayunan sendiri, wajahnya tidak begitu jelas.
“anni?” aku
sangat yakin itu anni-yoejaku, dia menyukai ayunan itu, ayunan yang tidak
terlihat besinya karena tertutup oleh daun anggur yang merambat.
“oppa, lama tak
bertemu, kau masih mengingatku?” pertanyaan aneh. “tentu saja, karena kau yoeja-ku
anni” pertanyaan aneh, jelas-jelas tadi pagi saat sarapan dia mendatangiku.
“kau namja yang
baik,teruslah bersama dia oppa” ucapnya bangkit dari ayunan.
“apa maksudmu?”
tanyaku terhenti karena ada seseorang yang menggenggam tangan kiriku dan
sedikit memukul lengan kiriku dengan tangan kirinya yang bebas. Tunggu. Pukulan
ini selalu berada ditempat yang sama, yaitu lengan sebelah kiri. Seseorang
dengan rambut panjang dan cincin yang kubuat dari rumput liar bertengger di
jari manisnya.
Saat ku toleh
lagi ke arah ayunan itu lagi, sosok yang ku cari menghilang lenyap tak
berbekas, seperti tertelan oleh cahaya silau di depanku.
Author POV
“krrreekkk...
krreeekkk...” suara tirai yang sengaja dibuka oleh kimmy agar yoseob segera
bangun.
Sudah seminggu, yang yoseob dirawat di rumah sakit pasca koma. Dan kimmy sudah
berulang kali memutar otak agar terlihat lucu di depan yang yoseob, itu membuat
dirinya capek dan merasa seperti orang bodoh saja. Maka dari itu kimmy memohon
pada sensei untuk mengizinkan yoseob dirawat di rumah, itu akan memberikan
sedikit waktu luang kimmy untuk bersantai sejenak.
“oppa,
bangunlah!” perintah kimmy lagi.
“cincin itu..”
ucap yoseob menggantung
Kimmy tersadar
jika sedari tadi yoseob memperhatikan cincin yang terbuat dari rumput liar itu.
“oh,, ini?
Bukankah oppa memberikanku ini?” ucap kimmy gugup duduk di samping yoseob
memeriksa kening yoseob, perban di kepalanya, lalu merapikan selimut yoseob.
“cepat
bangunlah, dokter sudah membolehkanmu pulang..” ujar kimmy dengan ceria.
“kimmy” ucap
yoseob keluar dari kamar mandi, setelah ganti baju bebas. Seperti mengingat
sesuatu.
Panggilan
yoseob yang singkat itu membuat kimmy berhenti merapikan ranjang rumah sakit,
lalu menoleh ke arah yoseob. Antara senang dan sedih, senang karena yoseob
mengingat namanya atau sedih karena sebentar lagi dia hanya akan diaggap
sebagai sahabatnya saja.
“kemana kimmy?
“nugu?” tanya
kimmy takut salah pendengaran
“bukankah kimmy
sahabatku? Kenapa sampai sekarang dia tidak menjengukku?” tanya yoseob sebal.
Kimmy hanya
menanggapinya dengan tersenyum. “huft, dia hanya mengingau” batin kimmy.
“mungkin dia sibuk dengan kuliahnya. makanya kau cepatlah sembuh, agar
menyusulnya ke kampus”
“ohh,,”
“apa kau sudah
siap pulang? Kajja!” seru kimmy sambil menggandengan lengan kiri yoseob. Dan
berjalan santai di lorong rumah sakit.
“aku seperti
anak kecil saja harus dijemput segala” ucap yoseob dengan wajah pura=pura sebal.
Membuat satu pukulan ringan kimmy melayang tepat di lengan kiri yoseob, seperti
kebiasaannya.
“keadaan ini?
Seperti dalam mimpiku tadi?” batin yoseob membuatnya menoleh pada kimmy. “rambut
panjang, pukulan di tempat yang sama, serta cincin buatanku di jari manisnya”
batin yoseob lagi.
Merasa
dipandangi seperti itu membuat kimmy risih sendiri dan menoleh pada yoseob
juga. “wae?” tanya kimmy heran
“sepertinya aku
lapar” ujar yoseob polos membuat tawa kimmy menggelegar.
“dia tak pernah
tertawa selepas itu sebelumnya” batin yoseob.
“kajja!!.. akan
aku belikan burger super besar untukmu”
*-*
Dalam
perjalanan pulang, kimmy tak lupa mampir ke cafe makanan siap saji tempat
mereka sering nongkrong. Tapi sewaktu kimmy memesan, dia teringat dengan
dompetnya yang tertinggal di mobil.
“oppa, tolong
ambilkan uang di dompetku” ucap kimmy menunjukk dompetnya di kursi belakang.
“berapa?”
“50.000 won saja” ucap kimmy lalu kembali masuk ke cafe tadi.
Berbeda dengan
yoseob yang terlanjur melihat sesuatu di dompet kimmy. Menarik selembar kartu
penduduk dan tertulis di dalamnya sebuah nama yang sangat dia hafal “KIMMY
JUNG” “lalu kemana anni?” batin yoseob bertanya lagi, membuat kepalanya sedikit
nyeri. Segera yoseob mengembalikan dompet pada tempatnya, karena pemilik sudah
kembali sembari membawa sekantung makanan.
“nih, makanlah
yg banyak”
“bolehkah aku menyetir?”
pinta yoseob dengan wajah serius.
“oppa baru saja
keluar dari rumah sakit, apa baik-baik saja?” kimmy khawatir.
“gwenchana, aku
hanya ingin menyetir sendiri” ucap yoseob membuat kimmy mengalah dan mereka
saling bertukar tempat.
Di tengah
perjalanan kimmy dengan santai memandangi yoseob yang serius menyetir, hingga
tanpa sadar yoseob berbelok ke arah yang salah.
“oppa, ini
bukan jalan menuju rumahmu, seharusnya kau berbelok ke kiri tadi.” Ucap kimmy
mengingatkan.
“tenanglah, aku
hanya ingin jalan-jalan” ujar yoseob yang tidak bisa membuat kimmy tenang,
karena kimmy hafal sekali dengan jalan ini. Jalan menuju suatu tempat yang
setiap bulan selalu dilawati yoseob semenjak smp, semenjak wafatnya anni-san.
Mobil kimmy
berhenti tepat di pagar pemakaman umum, yoseob menuruni mobil dengan
terburu-buru seperti ingin memastikan.
Dalam hati
kimmy sudah berperang sejak tadi, “apakah yoseob sudah mengingat anni? Aku
harus bagaimana? Kau telah membohonginya kimmy! Cepat minta maaf padanya”.
Kimmy
memutuskan menyusul yoseob ke dalam. Kaki yoseob berhenti tepat berada di
sebuah makam berusia 6tahunan. di nisan tersebut tertulis dengan jelas sebuah
nama yang paling diingatnya. “ANNI-SAN”
“miane..” ucap
kimmy pasrah di belakang yoseob, saking pasrahnya hingga membuat dia jatuh
terduduk, seperti mohon ampun pada raja.
“mianhe
yoseob-ssi” ulangnya lagi.
Yoseob seperti
tak mendengar apa-apa, dia membersihkan beberapa rumput liar dan mengambil
daun-daun kering yang menutupi kuburan anni.
“kemarilah”
ujar yoseob mengajak kimmy untuk mendekat ke makam anni.
“jangan minta
maaf padaku, tapi minta maaflah pada anni” ucap yoseob lagi.
Kimmy merasa
banyak bersalah, pertama karena dia sudah berpura-pura menjadi anni tanpa izin,
kedua dia sudah membohongi yoseob, dan yang terakhir dia sudah mencintai yoseob
tanpa izin.
“anni, mianeyo.
Aku berjanji tak akan melakukan 3hal itu lagi” ucap kimmy menyesal.
“3hal?” tanya
yoseob heran. Sebanyak itukah?
“mian aku tidak
akan berpura-pura menjadi anni lagi, mian aku tidak akan membohongi yoseob
lagi, mian aku tidak akan mencintai yoseob lagi tanpa izin” ujar kimmy membuat
yoseob tersenyum.
“kenapa? Kau
mengejekku?” tanya kimmy heran. Membuat yoseob tertawa.
“tertawalah
sepuasmu! Yang penting aku sudah jujur semua pada anni” ujar kimmy kesal bangkit
dari jongkoknya hendak kembali ke mobil.
“kau sudah
diizinkan oleh anni” ujar yoseob menahan tangan kimmy.
“maksudmu?”
kimmy heran
“anni masuk
dalam mimpiku dan mengizinkanku bersamamu” bisik yoseob di telinga sebelah
kanan kimmy membuatnya geli.
“jinja?”
“saranghae”
bisik yoseob lagi membuat kimmy kegelian dan memukul lengan kiri yoseob.
“nado
saranghae” bisik kimmy.
The end *-*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar