08 Juni 2015

ff perdana



Title           :  SUP JAGUNG VS KAKI AYAM
Author : @Khusnul_YYoseob
Cast :
-          Kimmy Jung
-          Yang Yoseob
-          Anni-San
Genre        : romance
Length       :oneshoot
Ratting      : ---


Kimmy POV
Aku tidak yakin dengan pendengaranku, jelas-jelas dia sahabatku sejak Sekolah Dasar, kenapa menganggapku sebagai yoejachingunya yang telah lama mati? Aku kenal betul yoejachingunya dahulu di sekolah menengah pertama. Namanya anni-san, dia adalah cinta pertamanya. Yoeja manis, ceria, dan selalu tertawa setiap kali dia berbicara Berbeda 180© dari ku. Aku sungguh tidak percaya.
Flashback—
“sensei!! Yoseob telah sadar!!” teriak kimmy sambil memencet tombol di dekat ranjang yoseob.
“gwencana??” tanya kimmy senang
Yoseob membuka matanya perlahan menahan silau cahaya pagi itu, “anni..” sebutnya setelah melihat wujud yoeja di depannya.
“anni??” ulang kimmy dengan wajah kebingungan.
“anni-san? kau makin cantik” ucap yoseob dengan seyum merekah.
“wae?” tanya kimmy masih dengan wajah masih kebingungan, sebab jawaban yoseob tertahan oleh para staff dokter sudah berdatangan dan memintaku untuk keluar dari ruangan itu.
Flashback end—
Aku masih berjalan di lorong rumah sakit, bingung akan mengatakan apa pada yoseob setelah sampai di kamarnya nanti. Aku masih menimbang tawaran dari sensei yang memeriksa yoseob tadi
Flashback—
“apa kau tau yoseob menyebut nama anni sejak sadar tadi? Saya tak akan ikut campur dengan masa lalunya, tapi saya mohon hadirkan anni di sampingnya saat ini, sebab itu akan membantu ingatan yoseob cepat kembali”
“apa kau yoeja yang bernama anni?” tanya sensei kembali.
“aniyo” jawab kimmy
“aku harap kamu mencari anni untuk kebaikan yoseob. Kalau tidak,..” ucap sensei menggantung.
“wae?”
“kalau tidak seluruh ingatannya sejak kecil hingga sekarang akan hilang begitu saja tak berbekas, bahkan mungkin dia tak akan mengenalmu juga, seluruh kerja otaknya akan berhenti dan mulai dari nol lagi seperti anak bayi yang baru belajar cara berjalan”
Flashback end—
“anyeong” sapa kimmy sambil membuka pintu kamar yoseob dan menemukan yoseob tersenyum manis sekali.
“anni-san, akhirnya kau datang juga. Kemana saja tadi?”
“oh, aku tadi ke toilet sebentar” jawab kimmy datar
“kenapa kau lesu seperti itu?” tanya yoseob yang melihat kimmy menjawab dengan lesu, tak seperti kebiasaan anni.
“gwencana.. apa kau lapar? Sini aku kupaskan buah untukmu” ucap kimmy mengambil buah apel di meja samping ranjang pasien.
“cepat kupaskan untuk ku. hmmm,, rasanya aku sudah lama tidak makan” yoseob manja.
“tunggu sebentar yaa” ucap kimmy yang buru2 mengupasnya, lalu memotongnya menjadi dadu. “nih, bogo!” seru kimmy yg menyodorkan sepiring apel lengkap dengan garpunya.
“kau tak ingin menyuapiku?”tanya yoseob kecewa.
“ck, dasar manja sekali. Buka mulutmu yang lebar!” perintah kimmy yang pura2 memasang wajah seram.
“aaaaa’...mm emm, emm, mashita”
“yoseob, mianhe. Aku lakukan ini demi persahabatan kita. Aku tak ingin kau melupakanku begitu saja” batin kimmy sambil terus tersenyum dihadapan yoseob.
“kau juga harus makan ini.. aaaa...” ucap yoseob sambil menyuapi kimmy
*-*
Author POV
Keesokan harinya..
“aahh.. aku bosan anni. Apa kau tak bosan seharian berada di kamar?”
Kimmy yang sedari tadi membaca novel pun tersadar. “aduh aku lupa, anni tak hobi membaca buku tebal” batin kimmy.
“kau ingin kemana?” tanya kimmy yang melihat yoseob bangun dari ranjangnya.
“apa kau tak kangen berkencan denganku?”
“wae? Kencan di area rumah sakit ini? Aku gak mau” kimmy pasang wajah marah sambil melipat tangannya.
“ayolah, aku janji akan mengajakmu kencan di lotte world”
“jinja?” tanya kimmy tak percaya.
“tapi tunggu aku sembuh dulu, ne?”
“ahh.. “ kimmy kecewa, tapi yoseob malah tertawa melihat tingkah lucu yoejachingunya, anni. “arayo.. aku akan menyulap kau agar lekas sembuh, ne?” ujar kimmy sambil menghampiri yoseob yang berdiri dekat pintu.
“memangnya kau bisa menyulap? Coba tunjukkan padaku?” yoseob menantang.
Kimmy diam sebentar sambil memainkan kukunya. Ragu. Lalu dalam hitungan detik “chu..” bibir kimmy mendarat tepat di pipi kanan yoseob lalu berlari sambil teriak “ayo cepat kejar aku kalau bisa”.
“anni-san!! Dasar anak nakal!” marah yoseob tapi dengan bibir tersungging 3cm. Lalu berlari mengejar kimmy. Dengan tawa mereka yang mebahana di lorong rumah sakit.
*-*
Kimmy terus berlarian di area taman rumah sakit hingga tak sengaja berhenti di sebuah gereja tua dan kecil, seperti tidak terurus karena banyak ranting dan daun kering yang berserakan. Yoseob menghampiri di samping kimmy.
“anni cepat berikan tanganmu” ucap yoseob sambil membuka lengan kirinya, mengapit tangan kanan kimmy seperti layaknya pengantin di drama.
Kimmy nampak ragu tapi tangannya tetap diberikan pada yoseob meski bibirnya tertutup rapat tak bisa berkata apa-apa.
“teng teng teng teng,,, teng teng teng teng,,, “ senandung yoseob seraya berjalan pelan memasuki gereja, layaknya bunyi piano yang menyambut sepasang pengantin. Tingkah yoseob makin membuat dada kimmy diam-diam bergetar “ada apa denganku?” ucap kimmy sambil memegang dadanya
“yoseob, maukah kau menerima anni-sang hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan kalian berdua?” “saya bersedia” tanya yoseob yang juga dijawab sendiri. “anni-san, maukah kau menerima yang yoseob hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan kalian berdua?”
Kimmy terdiam lama, dia seperti mengingat sesuatu di masa lalu..
Flasback—
Di taman belakang sekolah menengah pertama yang sunyi, hanya ada suara gesekan daun dan ranting karena diterpa angin. Terdapat tiga siswa dengan kesibukan masing-masing. Ya, seorang namja dan dua yoeja yang duduk saling membelakangi. Seorang namja dan satu yoeja duduk bersandar di bawah pohon sambil menghadap ke barat, tepat saat matahari akan terbenam. Berbeda dengan satu yoeja yang tersisa, dia sibuk membaca novel tebal sambil menyandar pada pohon yang sama dan menghadap ke timur.
Yoseob selalu seperti itu, mengajak sahabatnya –kimmy- untuk menemaninya berkencan dengan anni. Entah apa yang ada dipikiran yoseob, setiap kali kimmy menolak, yoseob juga menolak berkencan dengan anni. Hingga anni ikut memohon agar kimmy ikut bersama mereka. Maka dari itu kimmy selalu membawa sesuatu agar dirinya tidak kesepian seperti novel tebal yang sedang dibacanya kali ini.
“”apa kau mau menjadi pengantinku?” tanya yoseob tiba-tiba sambil bangkit dari duduknya.
“ide bagus, tapi kita tak punya cincin oppa” anni berfikir. Yoseob lalu mencabut beberapa ilalang yang tumbuh liar dan menyulapnya menjadi sebuah cincin.
“aku sudah membuatkan untukmu, cepat mana tanganmu” ujar yoseob sambil mengapit tangan anni.
“teng teng teng teng,, teng teng teng teng,,” senandung pasangan ini bersamaan sambil berjalan dan tersenyum malu.
“tunggu oppa, pasturnya?” tanya anni menghentikan langkah mereka, dan secara bersamaan menoleh kepada kimmy yang sejak tadi tenang membaca buku.
“kimmy!!” panggil mereka bersamaan.
“wae?” tanya kimmy tanpa mengalihkan pandangannya pada novel.
“jadilah pastur untuk kami”
“apa-apaan kalian ini??” marah kimmy yang heran dengan tingkah sahabatnya itu.
“jebal..”  yoseob dan anni memohon.
Dan kimmy tak bisa menolak jika menatap wajah yoseob yang memelas seperti itu. Kimmy berdiri di atas kursi yang tak terpakai di halaman sekolah. Lalu berkata dengan wibawa seperti layaknya pastur di penikahan.
“sekarang waktunya kalian tukar cincin”
Yoseob mengambilnya di saku seragam sekolahnya dan mengambil tangan anni, memasukkannya pada jari manis anni, tapi di tengah jarinya tersendat karena cincin yang dibuat yoseob tadi kekecilan.
“mian, anni. Aku akan membelikan cincin asli untukmu besok” ujar yoseob sambil membuang cincin buatannya dan menarik tangan anni untuk pulang.
“oppa mau membelikan cincin untukku?” tanya anni tak percaya
“ya, sekarang kita pulang” ajak yoseob.
“kimmy, ayo pulang hari sudah gelap! Anni besok kau mau berangkat sekolah denganku?”  lanjut yoseob lagi. Tanpa menghiraukan kimmy yang diam-diam mengambil cincin buatan yoseob tadi dan memakainya di jari manis kimmy “muat”
Flasback end—
“anni, cepat jawablah” bisik yoseob menyadarkan kimmy yang melamun.
“a..aku bersedia” kimmy menjawab dengan gugup.
“sekarang waktunya tukar cincin pasangan” ujar yoseob sendiri sambil mengambil sesuatu di kantong baju seragam pasien yang masih dia kenakan. Sesuatu itu berupa cincin yang hampir sama dengan yang dibuat yoseob dulu, terbuat dari rumput ilalang yang mereka lewati tadi.
“kapan dia membuatnya?” pikir kimmy dalam hati. Yoseob meraih tangan kimmy dan memasukkannya pada jari manis kimmy hingga terpasang dengan benar.
“wah, ternyata sekarang sudah muat di jarimu. Apa jarimu ikutan diet?” canda yoseob sambil tertawa. Kimmy pun ikut tertawa sambil memukul lengan sebelah kiri yoseob.
“hahaha.. andai saja ada kimmy di sini, pasti dia akan jadi pastur untuk yang kedua kalinya”
“degh..”
*-*
Kimmy POV
“apa yoseob masih mengingatku?” batin kimmy yang baru masuk ke kamar inap yoseob
“kau membawa apa?” tanya dia dengan wajah ceria, seperti menunggu kejutan.
“mm.. coba tebak” perintahku
“benda?” “iya”
“bisa dibuat main?” “tidak”
“Bisa dimakan?” “bisa jadi”
“pasti sup rumput laut” tebaknya
“yah.. anda belum beruntung” ucap ku sambil mengacak poninya yang rapi.
“ssshhh... kau udah bikin rambutku berantakan! Cepat beritahu aku” ucapnya pura-pura marah. Tapi aku suka wajahnya yang seperti itu.
“tadaaa.. sup jagung dan kaki ayam pedas!!” seru ku ceria. Berharap dia mengingat sedikit lagi tentangku, tentang makanan kesukaanku.
“wah.. ini memang sup kesukaanku. Tapi, bagaimana kau tahu ikan kesukaan kimmy jg?”  tanyanya dengan pasang wajah heran, berbeda denganku yang tersenyum menanggapinya. Aku senang dia mengingatku.
“bagaimana aku bisa melewatkan hal ini? Oppa kan namjachinguku. Mari makan!!”
Seruku yang langsung ingin melahap kaki ayam pedas kesukaanku yang sudah sedari tadi ku pegang di tangan kananku.
“stop, bukankah kau tidak boleh makan pedas?” larangnya menahan tanganku.
Aku terdiam, melupakan sesuatu tentang Anni, Penyakitnya!!
”bukankah kau selalu menjauhi makanan pedas, dan melarangku untuk memakannya juga?” marahnya dengan mata memerah.
“Apa kau ingin meninggalkanku lebih cepat? Sini biar aku buang” ucapnya lagi sambil bangkit dan membuang kaki ayam pedas ke tong sampah kecil di ujung ruangan. Sepertinya ujung hatiku juga ikut terbuang.
Aku harus bersikap bagaimana? apa aku harus sedih karena ikan kesukaanku dibuang? atau sedih karena dia lebih peduli terhadap anni?
Flasback—
Bel istirahat di sekolah dasar sudah berbunyi sedari tadi, tapi seorang murid yoeja yang duduk sendiri di bangku taman sekolah tetap saja tidak mau menghabiskan kotak bekalnya. Hingga datanglah seorang murid namja yang  duduk di meja yang sama sambil membawa bekal sendiri, dan memakannya dengan semangat membuat murid yoeja itu tiba-tiba lapar.
“wae? Kau mau mencoba bekalku?” tanya murid namja.
Murid yoeja hanya mengangguk dan mengambil sepotong kaki ayam pedas. “bukankah kau membawa sendiri? Apa yang kau bawa?” tanya murid namja tadi.
“aku tak suka ini” ucap murid yoeja sambil menyodorkan kotak bekalnya.
“wah, sup jagung! Ini pasti sangat enak, aku boleh mencobanya?”.
“habiskan saja” ujar murid yoeja cuek.
“tak apa nih jika aku habiskan?” goda si namja sambil memakan sup dengan semangat, membuat si yoeja menelan ludahnya.
“cepat coba sup ini sangat enak. Aa...” ucap namja lagi sambil menyodorkan sendoknya. Baru pertama kali itu si yoeja merasakan sup jagung yang berbeda karena memakannya bersamaan dengan kaki ayam pedas milik namja itu.
Dan sejak saat itu mereka mematenkan makanan favoritnya yaitu sup jagung dan kaki ayam yang tidak bisa dipisahkan.
Flashback End--
*-*
Malam itu..
Hujan deras menahan kimmy untuk tetap menginap di sana hingga fajar datang. Entah apa yang sudah di makannya tadi siang, membuat perutnya sedikit mules. Kimmy memegang perutnya sambil sesekali menghampiri jendela, memastikan apa hujannya sudah reda atau belum.
Yoseob yang tadinya terlelap jadi terganggu gara-gara suara sepatu kimmy yang mondar-mandir dari sofa ke jendela. “anni, kemarilah” perintah yoseob sambil memiringkan badannya hingga menyisakan sedikit tempat dan menepuk kasurnya.
Kimmy menghampiri dengan ragu, “naiklah” ulang yoseob dengan menepuk kasurnya. Kimmy menurut. “kenapa? Apa oppa tak bisa tidur?”. Itu terlihat dari mata yoseob yang tidak sepenuhnya terbuka, masih merem-melek. Tangan yoseob yang tiba-tiba terjatuh di perut kimmy membuat kimmy hampir menjerit kaget, kalau saja yoseob tidak segera berbicara, suaranya tidak begitu jelas, seperti membaca sebuah mantra “sakit, keluarlah dari perut kimmy..” ucap yoseob menggantung.
“apa yang dia katakan?apa dia telah mengingatku?” batin kimmy tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
“eh, mian. Maksud aku anni-yoejaku, hehehe” yoseob sambil cengengesan.
“Sakit, keluarlah dari perut anni..”  lanjut yoseob lagi dengan raut wajah sedih dan matanya seperti hampir menangis.
Kimmy menggeser posisi tidurnya hingga benar-benar menatap yoseob. Terlihat yoseob yang penuh dengan air mata di kelopaknya, seperti siap untuk keluar.
“oppa, aku baik-baik saja” ucap kimmy tersenyum sambil memegang kedua pipi yoseob siap untuk menghapus air mata yang keluar. Lama mereka saling memandang mata satu sama lain. Hingga tak sadar wajah yoseob sudah dekat dan “chuu..” bersamaan dengan air mata yoseob yang meluncur di pipinya.
Kimmy seperti terbius dengan perlakuan yoseob, dia terus-terusan berusaha menenangkan detak jantungnya sendiri yang tiba-tiba tak terkendali.
“mianhe yoseob” batin kimmy malam itu.
*-*
Yoseob POV
“oppa..” ada seorang yang memanggilku. Siapa?
“yoseob oppa” panggilan itu lagi, dengan suara yang sama.
Aku masih dikelilingi ruangan serba putih, siapa yang memanggilku?
“nuguya?” tanyaku sambil mengucek mataku, mencoba untuk melihat. Terlihatlah  sebuah taman berumput, sepertinya ini taman rumah seseorang yang kukenal, aku kenal betul dengan tempat ini.
“oppa, “ suara itu memanggil lagi, berasal dari seorang wanita berambut pendek sedikit ikal yang sedang bermainan ayunan sendiri, wajahnya tidak begitu jelas.
“anni?” aku sangat yakin itu anni-yoejaku, dia menyukai ayunan itu, ayunan yang tidak terlihat besinya karena tertutup oleh daun anggur yang merambat.
“oppa, lama tak bertemu, kau masih mengingatku?” pertanyaan aneh. “tentu saja, karena kau yoeja-ku anni” pertanyaan aneh, jelas-jelas tadi pagi saat sarapan dia mendatangiku.
“kau namja yang baik,teruslah bersama dia oppa” ucapnya bangkit dari ayunan.
“apa maksudmu?” tanyaku terhenti karena ada seseorang yang menggenggam tangan kiriku dan sedikit memukul lengan kiriku dengan tangan kirinya yang bebas. Tunggu. Pukulan ini selalu berada ditempat yang sama, yaitu lengan sebelah kiri. Seseorang dengan rambut panjang dan cincin yang kubuat dari rumput liar bertengger di jari manisnya.
Saat ku toleh lagi ke arah ayunan itu lagi, sosok yang ku cari menghilang lenyap tak berbekas, seperti tertelan oleh cahaya silau di depanku.
Author POV
“krrreekkk... krreeekkk...” suara tirai yang sengaja dibuka oleh kimmy agar yoseob segera bangun.
 Sudah seminggu, yang yoseob dirawat di  rumah sakit pasca koma. Dan kimmy sudah berulang kali memutar otak agar terlihat lucu di depan yang yoseob, itu membuat dirinya capek dan merasa seperti orang bodoh saja. Maka dari itu kimmy memohon pada sensei untuk mengizinkan yoseob dirawat di rumah, itu akan memberikan sedikit waktu luang kimmy untuk bersantai sejenak.
“oppa, bangunlah!” perintah kimmy lagi.
“cincin itu..” ucap yoseob menggantung
Kimmy tersadar jika sedari tadi yoseob memperhatikan cincin yang terbuat dari rumput liar itu.
“oh,, ini? Bukankah oppa memberikanku ini?” ucap kimmy gugup duduk di samping yoseob memeriksa kening yoseob, perban di kepalanya, lalu merapikan selimut yoseob.
“cepat bangunlah, dokter sudah membolehkanmu pulang..” ujar kimmy dengan ceria.
“kimmy” ucap yoseob keluar dari kamar mandi, setelah ganti baju bebas. Seperti mengingat sesuatu.
Panggilan yoseob yang singkat itu membuat kimmy berhenti merapikan ranjang rumah sakit, lalu menoleh ke arah yoseob. Antara senang dan sedih, senang karena yoseob mengingat namanya atau sedih karena sebentar lagi dia hanya akan diaggap sebagai sahabatnya saja.
“kemana kimmy?
“nugu?” tanya kimmy takut salah pendengaran
“bukankah kimmy sahabatku? Kenapa sampai sekarang dia tidak menjengukku?” tanya yoseob sebal.
Kimmy hanya menanggapinya dengan tersenyum. “huft, dia hanya mengingau” batin kimmy. “mungkin dia sibuk dengan kuliahnya. makanya kau cepatlah sembuh, agar menyusulnya ke kampus”
“ohh,,”
“apa kau sudah siap pulang? Kajja!” seru kimmy sambil menggandengan lengan kiri yoseob. Dan berjalan santai di lorong rumah sakit.
“aku seperti anak kecil saja harus dijemput segala” ucap yoseob dengan wajah pura=pura sebal. Membuat satu pukulan ringan kimmy melayang tepat di lengan kiri yoseob, seperti kebiasaannya.
“keadaan ini? Seperti dalam mimpiku tadi?” batin yoseob membuatnya menoleh pada kimmy. “rambut panjang, pukulan di tempat yang sama, serta cincin buatanku di jari manisnya” batin yoseob lagi.
Merasa dipandangi seperti itu membuat kimmy risih sendiri dan menoleh pada yoseob juga. “wae?” tanya kimmy heran
“sepertinya aku lapar” ujar yoseob polos membuat tawa kimmy menggelegar.
“dia tak pernah tertawa selepas itu sebelumnya” batin yoseob.
“kajja!!.. akan aku belikan burger super besar untukmu”
*-*
Dalam perjalanan pulang, kimmy tak lupa mampir ke cafe makanan siap saji tempat mereka sering nongkrong. Tapi sewaktu kimmy memesan, dia teringat dengan dompetnya yang tertinggal di mobil.
“oppa, tolong ambilkan uang di dompetku” ucap kimmy menunjukk dompetnya di kursi belakang.
“berapa?” “50.000 won saja” ucap kimmy lalu kembali masuk ke cafe tadi.
Berbeda dengan yoseob yang terlanjur melihat sesuatu di dompet kimmy. Menarik selembar kartu penduduk dan tertulis di dalamnya sebuah nama yang sangat dia hafal “KIMMY JUNG” “lalu kemana anni?” batin yoseob bertanya lagi, membuat kepalanya sedikit nyeri. Segera yoseob mengembalikan dompet pada tempatnya, karena pemilik sudah kembali sembari membawa sekantung makanan.
“nih, makanlah yg banyak”
“bolehkah aku menyetir?” pinta yoseob dengan wajah serius.
“oppa baru saja keluar dari rumah sakit, apa baik-baik saja?” kimmy khawatir.
“gwenchana, aku hanya ingin menyetir sendiri” ucap yoseob membuat kimmy mengalah dan mereka saling bertukar tempat.
Di tengah perjalanan kimmy dengan santai memandangi yoseob yang serius menyetir, hingga tanpa sadar yoseob berbelok ke arah yang salah.
“oppa, ini bukan jalan menuju rumahmu, seharusnya kau berbelok ke kiri tadi.” Ucap kimmy mengingatkan.
“tenanglah, aku hanya ingin jalan-jalan” ujar yoseob yang tidak bisa membuat kimmy tenang, karena kimmy hafal sekali dengan jalan ini. Jalan menuju suatu tempat yang setiap bulan selalu dilawati yoseob semenjak smp, semenjak wafatnya anni-san.
Mobil kimmy berhenti tepat di pagar pemakaman umum, yoseob menuruni mobil dengan terburu-buru seperti ingin memastikan.
Dalam hati kimmy sudah berperang sejak tadi, “apakah yoseob sudah mengingat anni? Aku harus bagaimana? Kau telah membohonginya kimmy! Cepat minta maaf padanya”.
Kimmy memutuskan menyusul yoseob ke dalam. Kaki yoseob berhenti tepat berada di sebuah makam berusia 6tahunan. di nisan tersebut tertulis dengan jelas sebuah nama yang paling diingatnya. “ANNI-SAN”
“miane..” ucap kimmy pasrah di belakang yoseob, saking pasrahnya hingga membuat dia jatuh terduduk, seperti mohon ampun pada raja.
“mianhe yoseob-ssi” ulangnya lagi.
Yoseob seperti tak mendengar apa-apa, dia membersihkan beberapa rumput liar dan mengambil daun-daun kering yang menutupi kuburan anni.
“kemarilah” ujar yoseob mengajak kimmy untuk mendekat ke makam anni.
“jangan minta maaf padaku, tapi minta maaflah pada anni” ucap yoseob lagi.
Kimmy merasa banyak bersalah, pertama karena dia sudah berpura-pura menjadi anni tanpa izin, kedua dia sudah membohongi yoseob, dan yang terakhir dia sudah mencintai yoseob tanpa izin.
“anni, mianeyo. Aku berjanji tak akan melakukan 3hal itu lagi” ucap kimmy menyesal.
“3hal?” tanya yoseob heran. Sebanyak itukah?
“mian aku tidak akan berpura-pura menjadi anni lagi, mian aku tidak akan membohongi yoseob lagi, mian aku tidak akan mencintai yoseob lagi tanpa izin” ujar kimmy membuat yoseob tersenyum.
“kenapa? Kau mengejekku?” tanya kimmy heran. Membuat yoseob tertawa.
“tertawalah sepuasmu! Yang penting aku sudah jujur semua pada anni” ujar kimmy kesal bangkit dari jongkoknya hendak kembali ke mobil.
“kau sudah diizinkan oleh anni” ujar yoseob menahan tangan kimmy.
“maksudmu?” kimmy heran
“anni masuk dalam mimpiku dan mengizinkanku bersamamu” bisik yoseob di telinga sebelah kanan kimmy membuatnya geli.
“jinja?”
“saranghae” bisik yoseob lagi membuat kimmy kegelian dan memukul lengan kiri yoseob.
“nado saranghae” bisik kimmy.
The end *-*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar