07 Juni 2015

Kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir bedasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah ‘human behaviour’, perilaku manusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perlaku tersebut.
     Hasil pemikiran dan temuan para ahli ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi), kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang di anut teori tersebut.


A.           Pengertian Teori Kepribadian

·        Pengertian Teori

Untuk memahami teori kepribadian, terlebih dahulu di jelaskan tentang pengertian teori. Teori dapat di artikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk memahami, menjelaskan, memprediksi dan mengontrol tentang kenyataan tersebut.
     Teori juga dapat diartikan sebagai :1. sekumpulan atau seperangkat asumsi (dugaan, perkiraan atau anggapan) yang relevan, dan secara sistematis saling berkaitan, 2. hipotesis atau spekulasi tentang kenyataan (realitas) yang belum diketahui kebenarannya secara pasti, sebelum diverifikasi melalui pengujan dalam kenyataan, 3. sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris (fenomena).
     Dalam ilmu pengetahuan, teori memegang peranan yan sangat penting, karena merupakan dasar atau landasan dari ilmu pengetahuan tersebut. Teori merupakan spekulasi, yaitu sesuatu yang belum terbukti kebenarannya. Teori yang sudah terbukti kebenarannya dinamakan fakta ( hasil observasi atau verifikasi tentang dunia empiris ).

·         Fungsi Teori

           Teori berfungsi sebagai berikut : 1. mengarahkan perhatian, atau arah penelitian, dalam arti membantu penentuan fakta-fakta mana yang relevan bagi satu peneltian, 2. merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi , atau prinsip-prinsip ,sehngga dapat memfasilitasi ( mempermudah ) pemahaman tenang fenomena yang kompleks , dan 3. mempertajam atau memperhalus rumusan teori yang telah ada.

·         Ciri- ciri Teori          

Stefflre dan  Matheny mengemukakan bahwa teori itu mempunya ciri-ciri: 1. jelas/dapat dipahami, 2. komprehensif/dapat menjelaskan banyak fenomena yang berkaitan, 3. eksplisit/faktanya dapat diuji, 4. persimoni/dapat menjelaskan data secara sederhana, 5. dapat menghasilkan penelitian lanjutan yang berguna.

·      Pengertian Kepribadian           

Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukkan. Disini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli dan menampilkan dirinya sesuai topeng yang digunakannya .
     Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang ,kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain, dan fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah.
B.           Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Perkebangan kepriadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya aktor hereditas dan lingkungan. Faktor Hereditas yaitu faktor yang mempengaruhi kepriadian antara lain: bentuk tubuh,cairan tubuhaaaaa,adan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan yaitu antara lain lingkungan rumah,sekolah dan masyarakat.
     Namun secara garis besar ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kepribadian,yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
·      Faktor Genetika (Pembawaan)
Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode) yg kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung. Karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah (1) kualitas sistem saraf, (2) keseimbangan biokimia tubuh, dan (3) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah (1) sebagai barang mentah (raw material) kepribadian seperti fisik, inteligensi, dan temperamen. (2) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungannya sangat baik/kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas  atau potensi hereditas). Dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Dalam kaitan ini Cattell dkk., mengemukakan bahwa “Kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yg inhern dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik (perawakan,energi,kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas,normal, dan terbelakang). Meskipun begitu, batasan-batasan perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Menurut C.S. Hall, dimensi-dimensi tempramen: emosionalitas, aktivitas, agresivitas dan reaktifitas bersumber dari plasma benih (gen).
Keragaman Konstitusi (Postur) Tubuh
     Penelitian terhadap konstitusi tubuh ini didasarkan kepada asumsi bahwa karakteristik fisik berhubungan dengan kepribadian. Konsep mengenai adanya hubungan antara fisik dengan karakteristik mental telah muncul sejak lama.
Menurut Kretschmer mengklasifikasikan bahwa postur tubuh individu ada pada tiga tipe utama, yaitu:
1.        Tipe Piknis (Stenis): Pendek,gemuk, perut besar, dada, dan bahunya bulat.
2.        Tipe Asthenis (Leptosom): tinggi dan ramping, perut kecil,dan bahu sempit.
3.        Tipe Atletis: postur tubuhnya harmonis(tegap,bahu lebar,perut kuat,otot kuat)
4.        Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari ketiga bentuk di atas

     Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1) gangguan mental seperti tipe piknis berhubungan dengan manik depresif, dan asthenis dengan schizophrenia, (2) karakteristik individu yang normal, seprti tipe piknis mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang, sedangkan asthenis bersifat serius, tenang, dan senang menyendiri.
     Berikut adalah tipe tempramen dikaitkan dengan tipe postur tubuh.
SOMETOTIPE
TEMPERAMEN
SIFAT-SIFAT
1. Endomorp = Piknis (pendek;gemuk)
Viscerotonia
Tenang, pandai bergaul,senang bercinta,gemar makanm tidur nyenyak.
2. Mesomorp = Atletis (tubuhnya harmonis)
Somatotania
Aktif,asertif,kompetitif,teguh, dan agresif.
3. Ectomorp = Asthenis (tinggi,kurus)

Cerebrotonia
Introvert (senang menyendiri), menahan diri, peragu, kurang berani bergaul dengan orang banyak (sociophobia), kurang berani berbicara di depan orang banyak.
           

     Klasifikasi tipologi tempramen lainnya, dikemukakan oleh Galenus, yaitu sebagai berikut:
TEMPRAMENT
SIFAT-SIFAT
1. Saguinis
a..sifat dasar: periang,optimis,dan percaya diri
b. sifat perasaannya: mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik hati, tidak    seriaus, kurang dapat percaya karena kurang begitu konsekuen.
2. Melankolis
a. Sifat Dasar: pemurung,sedih,pesimis,kurang percaya diri.
b. Sifat lainnya: mersa tertekan dengan masa lalunya, sulit menyesuaikan diri, berhati-hati, konsekuen, dan suka menepati janji.
3. Koleris
a. Sifat Dasar: selalu mersasa kurang puas,bereaksi negatif dan agresif.
b. sifat lainnya: mudah tersinggung, suka membuat provokasi,tidak mau mengalah,tidak sabaran,tidak toleran,kurang mempunyai rasa humor,cenderung beroposisi, dan banyak inisiatif(usaha).
4. Plegmatis
a. Sifat Dasar: pendiam, tenang, netral (tidak ada warna perasaan yg jelas dan stabil.
b. Sifat lain: Merasa cukup puas, acuh tak acuh, dingin hati, pasti tidak mempunyai banyak minat, bersifat lambat, sangat hemat, dan tertib/teratur.

·      Faktor Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian di antaranya keluarga, kebudayaan, dan sekolah.
Ø  Keluarga   
           Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yg menjadi pusa identifikasi anak, (2) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota keluarga merupakan”significant people” bagi pembentukan kepribadian anak.
           Disamping itu, keluarga juga dipandang sebagai lembaga yg dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi). Melalui perlakuan dan perawatan yg baik dari orang tua, anak dapat memenuh kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan -kebutuhan dasarnya,maka dia cenderung berkembang menjadi pribadi yg sehat.
           Suasana keluarga sangat penting bai perkembangan kepribadian anak.  Seorang anak yg dibesarkan dalam lingkungan keluarga yg harmonis dan agamis, yaiti suasan yg memberikan curahan kasih sayang,perhatian, dan bimbingan dalam bidang agama, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif, sehat.
           Sedangkan anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, maka kurang harmonis, orang tua bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadiaannya cenderung mengalami distori atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya.
           Menurut Bldwin dkk. (1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan ada juga autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan perilaku (1) menciptakan iklim kebebasan, (2) bersikap respek terhadap anak, (3) objektif, (4) mengambil keputusan secaa rasional. Sementara yang autoritarian ditandai dengan sikap kesewenang-wenangan atau diktator dalam memberikan perlakuan kepada anak.
           Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian: lebih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri (percaya diri), lebih orsinil, dan lebih konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim autoritarian.



Ø  Faktor Kebudayaan
     Menurut Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati. Faktor kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
     Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian ini dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang budayanya masih sederhana.perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya (life style),seperti dalam cara makan, berpakaian, memelhara kesehatan, berinteraksi,pancaharian, dan cara berfikir (cara memandang sesuatu).
     Setiap suku dan bangsa di dunia ni masing-masing memiliki tipe kepribadian dasar yang relatif berbeda (meski dalam banyak hal, dengan pengaruh globalisasi perbedaan karakteristik kepribadian itu cenderung berkurang). Contoh: bangsa indonesia memiliki karakteristiuk kepribadian dasar: religius, ramah, namun kurang disiplin. Sedangkan bangsa jepang: ulet, kreatif, dan berdisiplin. Dan bangsa Amerika: optimis, perfeksi, berdisiplin, ulet dalam menyelesaikan sesuatu, namuan individualistik.
Ø  Sekolah
                    Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya (1) iklim emosional kelas, kelas yang iklim emosinya sehat (guru besikap ramah, dan respek terhadap siswa dan begitu juga berlaku di antara sesama siwa) dan memberi dampak positif  bagi perkembangan psikis anak,seperti merasa nyaman, bahagia, dan mau bekerjasama,termotivasi untuk belajar, dan mau mentaati peraturan. (2) Sikap dan perilaku guru ini secra langsung mempengaruhi “self concept” siswa, melalui sikap-sikapnya terhadap tugas akademik (kesungguhan dalam mengajar), kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah, dan perhatiannya terhadap siswa.secara tidak langssung pengaruh guru ini terkait dengan upayanya membantu siswa dalam menegmbangkan kemampuan penyesuaian sosialnya. (3) Disiplin,tata tertib ini ditunjukkan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa. (4) Prestasi belajar, perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri siswa. (5) Penerimaan teman sebaya, siswa yang di terima oleh teman-temannya, dia akan menegmbangkan sikap positif terhadap dirinya, dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.