Kepribadian
(personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir bedasarkan
pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para
ahli. Objek kajian kepribadian adalah ‘human behaviour’, perilaku manusia, yang
pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perlaku tersebut.
Hasil pemikiran dan temuan para
ahli ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula.
Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi
pribadi), kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang di
anut teori tersebut.
A.
Pengertian Teori Kepribadian
·
Pengertian Teori
Untuk memahami
teori kepribadian, terlebih dahulu di jelaskan tentang pengertian teori.
Teori dapat di artikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk
memahami, menjelaskan, memprediksi
dan mengontrol tentang kenyataan tersebut.
Teori juga dapat diartikan
sebagai :1. sekumpulan atau seperangkat asumsi (dugaan, perkiraan atau
anggapan) yang relevan, dan secara sistematis saling berkaitan, 2. hipotesis
atau spekulasi tentang kenyataan (realitas) yang belum diketahui kebenarannya
secara pasti, sebelum diverifikasi melalui pengujan dalam kenyataan, 3.
sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris
(fenomena).
Dalam ilmu pengetahuan, teori
memegang peranan yan sangat penting, karena merupakan dasar atau landasan dari
ilmu pengetahuan tersebut. Teori merupakan spekulasi, yaitu
sesuatu yang belum terbukti kebenarannya. Teori yang sudah terbukti
kebenarannya dinamakan fakta ( hasil observasi atau verifikasi tentang dunia
empiris ).
·
Fungsi Teori
Teori
berfungsi sebagai berikut : 1. mengarahkan perhatian, atau arah penelitian,
dalam arti membantu penentuan fakta-fakta mana yang relevan bagi satu
peneltian, 2. merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi , atau
prinsip-prinsip ,sehngga dapat memfasilitasi ( mempermudah ) pemahaman tenang
fenomena yang kompleks , dan 3. mempertajam atau memperhalus rumusan teori yang
telah ada.
·
Ciri- ciri Teori
Stefflre dan Matheny mengemukakan
bahwa teori itu mempunya ciri-ciri: 1. jelas/dapat dipahami, 2.
komprehensif/dapat menjelaskan banyak fenomena
yang berkaitan, 3. eksplisit/faktanya dapat diuji, 4.
persimoni/dapat menjelaskan data secara sederhana, 5. dapat menghasilkan penelitian lanjutan yang berguna.
·
Pengertian Kepribadian
Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris personality.
Kata personality
sendiri berasal dari bahasa latin
persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu
permainan atau pertunjukkan.
Disini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli dan menampilkan
dirinya sesuai
topeng yang digunakannya .
Dalam kehidupan sehari-hari, kata
kepribadian digunakan untuk menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang
,kesan umum seseorang tentang diri anda atau orang lain, dan
fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah.
B.
Faktor yang
Mempengaruhi Kepribadian
Perkebangan
kepriadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya aktor
hereditas dan lingkungan. Faktor Hereditas yaitu faktor yang mempengaruhi
kepriadian antara lain: bentuk tubuh,cairan tubuhaaaaa,adan sifat-sifat yang
diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan yaitu antara lain
lingkungan rumah,sekolah dan masyarakat.
Namun secara garis besar ada 2 faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian,yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
· Faktor
Genetika (Pembawaan)
Masa
dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode) yg kritis dalam perkembangan
kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian,
tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis
penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh
gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung. Karena yang
dipengaruhi gen secara langsung adalah (1) kualitas sistem saraf, (2)
keseimbangan biokimia tubuh, dan (3) struktur tubuh.
Lebih
lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah (1) sebagai barang mentah (raw material) kepribadian seperti fisik, inteligensi, dan
temperamen. (2) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi
lingkungannya sangat baik/kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa
melebihi kapasitas atau potensi
hereditas). Dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Dalam kaitan ini Cattell dkk.,
mengemukakan bahwa “Kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatasi
oleh sifat-sifat yg inhern dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya
kapasitas fisik (perawakan,energi,kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas
intelektual (cerdas,normal, dan terbelakang). Meskipun begitu, batasan-batasan
perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Menurut
C.S. Hall, dimensi-dimensi tempramen: emosionalitas, aktivitas, agresivitas dan
reaktifitas bersumber dari plasma benih (gen).
Keragaman
Konstitusi (Postur) Tubuh
Penelitian terhadap konstitusi tubuh ini
didasarkan kepada asumsi bahwa karakteristik fisik berhubungan dengan
kepribadian. Konsep mengenai adanya hubungan antara fisik dengan karakteristik
mental telah muncul sejak lama.
Menurut
Kretschmer mengklasifikasikan bahwa postur tubuh individu ada pada tiga tipe
utama, yaitu:
1.
Tipe Piknis
(Stenis): Pendek,gemuk, perut besar, dada, dan bahunya bulat.
2.
Tipe Asthenis
(Leptosom): tinggi dan ramping, perut kecil,dan bahu sempit.
3.
Tipe Atletis:
postur tubuhnya harmonis(tegap,bahu lebar,perut kuat,otot kuat)
4.
Tipe Displastis:
tipe penyimpangan dari ketiga bentuk di atas
Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1)
gangguan mental seperti tipe piknis berhubungan dengan manik depresif, dan
asthenis dengan schizophrenia, (2) karakteristik individu yang normal, seprti
tipe piknis mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang, sedangkan asthenis
bersifat serius, tenang, dan senang menyendiri.
Berikut
adalah tipe tempramen dikaitkan dengan tipe postur tubuh.
SOMETOTIPE
|
TEMPERAMEN
|
SIFAT-SIFAT
|
1.
Endomorp = Piknis (pendek;gemuk)
|
Viscerotonia
|
Tenang,
pandai bergaul,senang bercinta,gemar makanm tidur nyenyak.
|
2.
Mesomorp = Atletis (tubuhnya harmonis)
|
Somatotania
|
Aktif,asertif,kompetitif,teguh,
dan agresif.
|
3.
Ectomorp = Asthenis (tinggi,kurus)
|
Cerebrotonia
|
Introvert
(senang menyendiri), menahan diri, peragu, kurang berani bergaul dengan orang
banyak (sociophobia), kurang berani berbicara di depan orang banyak.
|
Klasifikasi tipologi tempramen lainnya,
dikemukakan oleh Galenus, yaitu sebagai berikut:
TEMPRAMENT
|
SIFAT-SIFAT
|
1.
Saguinis
|
a..sifat
dasar: periang,optimis,dan percaya diri
b.
sifat perasaannya: mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik hati,
tidak seriaus, kurang dapat percaya
karena kurang begitu konsekuen.
|
2.
Melankolis
|
a.
Sifat Dasar: pemurung,sedih,pesimis,kurang percaya diri.
b.
Sifat lainnya: mersa tertekan dengan masa lalunya, sulit menyesuaikan diri,
berhati-hati, konsekuen, dan suka menepati janji.
|
3.
Koleris
|
a.
Sifat Dasar: selalu mersasa kurang puas,bereaksi negatif dan agresif.
b.
sifat lainnya: mudah tersinggung, suka membuat provokasi,tidak mau
mengalah,tidak sabaran,tidak toleran,kurang mempunyai rasa humor,cenderung
beroposisi, dan banyak inisiatif(usaha).
|
4.
Plegmatis
|
a.
Sifat Dasar: pendiam, tenang, netral (tidak ada warna perasaan yg jelas dan
stabil.
b.
Sifat lain: Merasa cukup puas, acuh tak acuh, dingin hati, pasti tidak
mempunyai banyak minat, bersifat lambat, sangat hemat, dan tertib/teratur.
|
·
Faktor
Lingkungan (Environment)
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi kepribadian di antaranya keluarga, kebudayaan, dan
sekolah.
Ø Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu
utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga merupakan
kelompok sosial pertama yg menjadi pusa identifikasi anak, (2) anak banyak
menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota keluarga
merupakan”significant people” bagi pembentukan kepribadian anak.
Disamping itu, keluarga juga
dipandang sebagai lembaga yg dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi).
Melalui perlakuan dan perawatan yg baik dari orang tua, anak dapat memenuh
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan -kebutuhan
dasarnya,maka dia cenderung berkembang menjadi pribadi yg sehat.
Suasana keluarga sangat penting bai
perkembangan kepribadian anak. Seorang
anak yg dibesarkan dalam lingkungan keluarga yg harmonis dan agamis, yaiti
suasan yg memberikan curahan kasih sayang,perhatian, dan bimbingan dalam bidang
agama, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif, sehat.
Sedangkan anak yang dikembangkan
dalam lingkungan keluarga yang broken home, maka kurang harmonis, orang
tua bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama,
maka perkembangan kepribadiaannya cenderung mengalami distori atau mengalami
kelainan dalam penyesuaian dirinya.
Menurut Bldwin dkk. (1945), telah
melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian
anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan ada juga
autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan perilaku (1)
menciptakan iklim kebebasan, (2) bersikap respek terhadap anak, (3) objektif,
(4) mengambil keputusan secaa rasional. Sementara yang autoritarian ditandai
dengan sikap kesewenang-wenangan atau diktator dalam memberikan perlakuan
kepada anak.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis
cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian: lebih aktif, lebih bersikap sosial,
lebih memiliki harga diri (percaya diri), lebih orsinil, dan lebih konstruktif
dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim autoritarian.
Ø Faktor
Kebudayaan
Menurut Kluckhohn berpendapat bahwa
kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati.
Faktor kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu
yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian
ini dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang budayanya maju
dengan masyarakat primitif, yang budayanya masih sederhana.perbedaan itu tampak
dalam gaya hidupnya (life style),seperti dalam cara makan, berpakaian,
memelhara kesehatan, berinteraksi,pancaharian, dan cara berfikir (cara
memandang sesuatu).
Setiap suku dan bangsa di dunia ni
masing-masing memiliki tipe kepribadian dasar yang relatif berbeda (meski dalam
banyak hal, dengan pengaruh globalisasi perbedaan karakteristik kepribadian itu
cenderung berkurang). Contoh: bangsa indonesia memiliki karakteristiuk
kepribadian dasar: religius, ramah, namun kurang disiplin. Sedangkan bangsa
jepang: ulet, kreatif, dan berdisiplin. Dan bangsa Amerika: optimis, perfeksi,
berdisiplin, ulet dalam menyelesaikan sesuatu, namuan individualistik.
Ø Sekolah
Lingkungan
sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dipandang
berpengaruh itu diantaranya (1) iklim emosional kelas, kelas yang iklim
emosinya sehat (guru besikap ramah, dan respek terhadap siswa dan begitu juga
berlaku di antara sesama siwa) dan memberi dampak positif bagi perkembangan psikis anak,seperti merasa
nyaman, bahagia, dan mau bekerjasama,termotivasi untuk belajar, dan mau
mentaati peraturan. (2) Sikap dan perilaku guru ini secra langsung mempengaruhi
“self concept” siswa, melalui sikap-sikapnya terhadap tugas akademik
(kesungguhan dalam mengajar), kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah,
dan perhatiannya terhadap siswa.secara tidak langssung pengaruh guru ini terkait
dengan upayanya membantu siswa dalam menegmbangkan kemampuan penyesuaian
sosialnya. (3) Disiplin,tata tertib ini ditunjukkan untuk membentuk sikap dan
tingkah laku siswa. (4) Prestasi belajar, perolehan prestasi belajar atau
peringkat kelas dapat mempengaruhi peningkatan harga diri, dan sikap percaya
diri siswa. (5) Penerimaan teman sebaya, siswa yang di terima oleh
teman-temannya, dia akan menegmbangkan sikap positif terhadap dirinya, dan juga
orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.