19 Juni 2015

REVIEW: Cerita Cinta Kota

Halo semua…
Aku kembali dengan memberi referensi buku yang baru saja aku baca. Yah meski bukan baru2 amat, karena ini buku terbitan 2013.
Uniknya buku ini dibuat oleh 11 penulis yang masih muda kya’ aku ini hehehe. Langsung aja!
Buku bersampul merah dan bergambar icon kota lucu kecil-kecil ini berjudul ‘Cerita Cinta Kota’. Buku setebal 216 halaman ini terbit dari penulis-penulis yang menang kompetisi tema cinta. Penasaran?

Kita mulai dari kota Demak, disini aku suka penulis yang dengan bijak menerangkan kebiasaan orang2 di sana. Nah disuatu kebiasaan tiap tahunnya itu, terselip sebuah cinta berbunga. Tapi sayang, kalian harus bersabar karena diujung cerita ini kita dibuat ngegantung karena para pemeran itu harus berpisah. LDR gitu deh…

Beralih ke kota Malang, yang khas dengan apel ini. Pintarnya si penulis bisa buat ide cerita sederhana dari hubungan sepasang manusia ini hanya berasal dari buah apel dan keranjangnya, hahaha. Meski sempat pisah, tapi akhirnya mereka bertemu kembali kok. Aku juga suka cuplikan kata2nya seperti ini ‘Karena cinta itu seperti buah apel. Gigitan pertama tak selalu manis’

Meloncat lagi ke kota Palembang. Hmmm.. menurut aku ceritanya bagus. Tetap tentang hubungan sepasang anak manusia yang di timpa cinta masa SMA. Aku suka akhir ceritanya yang memilih mereka untuk tidak ber’pacaran’ dahulu dan memilih langsung menikah jika sudah dewasa nanti. Tapi aku kembali berpikir, emang ada yaa anak jaman sekarang yang mikir sampe sini?? Terlepas dari itu, dia tetap memasangkan icon kotanya berupa jembatan ampera sebagai latar cerita. Tapi yang aku sayangkan di akhir adalah si tokoh menyamakan perbuatan ‘tembak duluan’ sebagai AMANAT PERJUANGAN RANTI yang langsung disingkat AMPERA. Kesannya maksa banget yah, padahal menurutku segitu aja udah cakep. (apa hak aku? hehehe)

Nah, berpindah ke kota Palangkaraya. Ini salah satu cerpen favoritku, karena selain penulis nyangkut2in cerrita dengan drama korea endless love, juga penulis membuat salah satu lakon meninggal. Huhu sedih tapi aku suka genre yang ini. Apalagi cara menerangkannya tuh gak disangka-sangka banget karena arus yang flashback gitu, jadi pembaca mungkin gak akan nyangka jika orang yang sedari awal diceritakan itu sudah tiada. Huhuhu

Geser agak jauh ke kota Depok. Disini kita gak begitu dilihat indah kotanya, hanya dijelasin dikit tentang macet dan salah satu departemen storenya disebut, hehehe. Meski awal aku rada gak suka sama sifat si cewek, tapi aku suka hal yang tersirat dari cerita ini. Bahkan ada beberapa kutipan yang aku suka, seperti: ‘sepatu mencerminkan kegigihan seseorang dalam melangkah. Sepatu yang hampir rusak melambangkan bahwa pemiliknya berjuang dengan gigih dalam setiap langkahnya’ wah.. jadi keinget sepatu aku yang jebol saat masa menyelesaikan skripsi kemarin, hehehe curhat dikit.

Lanjut kita ke kota Semarang dengan icon bangunan 1000 pintu. Disini aku suka penulis yang kreatif menambahkan 1 pintu tersembunyi yang ada di diri kita masing-masing. Yaitu pintu percaya diri. Aku suka gimana penulis mengatakan di akhir gini ‘jika kita menghargai diri kita sendiri dengan apapun keadaan kita, tubuh kitapun akan memancarkan kepercayaan diri itu ke luar. Penulis percaya pancaran kepercayaan diri inilah yang membuat wanita terlihat cantik, begitupun dengan laki2 yang terlihat ganteng’. Hmmm… jadi tersindir sendiri, aku merasa belum bisa melakukannya dengan maksimal, apa kalian juga?

Nah, geser ke jawa timur yaitu Probolinggo. Hmmm… bagus sih ceritanya menggambarkan indahnya bromo dan segala hal yang di dekat situ. Sayang aku gak suka karakter yang digambar penulis. Kesannya kaya perempuan yang gampang jatuh cinta meski hanya kenal semalam. Tapi di akhir aku suka sikap si cowok yang bertanggung jawab berusaha tetap dengan cewek tersebut hingga berniat merantau ke kota asal cewek tersebut, sweet :)

Kita spasi ke kota Denpasar. Ini aku suka pake banget karena tradisi yang digambarkan masih cocok dengan adegan mereka bertemu pertama kali. Apalagi si cewek ini hampir sebelas duabelaslah keadaannya sama aku, hehehe. Tapi yang aku gak habis pikir kenapa mereka bisa ngambil jurusan sama2 dokter, secara yah mana ada otak sepinter itu. Aku gak bayang kalo anak dari mereka berdua bakal lahir dengan IQ berapa? Hehehe. Abaikan aku!

Balik lagi ke Semarang. Kalau semarang yang sebelumnya gak ada sama sekali bahasa jawanya, kali ini ceritanya diselipkan bahasa jawa yang bejibun dan bikin perutku bergeliting. Penulis mungkin punya selera humor yang tinggi, karena dia bisa ngebuat karakter laki dan perempuan ini nyeletuk apa adanya, aku suka. Bahkan setiap efek sekecil apapun seperti sendok jatuh aja pake ditulis, hehehe. Aku juga suka bapak dari tokoh laki, cerewet banget. Bahkan lebih cerewet dari ibunya tokoh laki itu. Eh, emang penulis nampakkan ibu si tokoh?

Kembali ke pusat negara, yaitu Jakarta. Cerita ini aku suka puooolll. Meski jalan ceritanya singkat dan sederhana seputar kehidupan kantor, penulis mampu membuatnya panjang dengan diulang-ulang karena dari mimpi ternyata masih mimpi lagi. Di sini juga kita serasa disindir untuk jangan sombong, karena manusia pasti butuh manusia lain.

Balik ke jawa timur, yaitu Bojonegoro. Di sini ceritanya rada gak masuk akal dengan karakter yang gak aku suka. Hubungan ayah dan anak perempuan yang menurut aku berlebihan. Apalagi pekerjaan ayahnya yang gak jelas sehingga membuat sang anak berhenti sekolah. Emang ada ya ayah yang egois sampai membunuh masa depan anaknya sendiri. Aku sih terserah aja, kalo mungkin kekayaan ayahnya akan berlaku sampe 7 turunan gak habis. Saking dekatnya ayah-anak ini jadi pemeran cowok hanya terlihat seperti orang ketiga. Tapi secara keseluruhan ini bagus, karena tanpa restu ayah, kita gak bisa melangkah membuat hubungan dengan laki2 lain.

Wah.. sudah 11 cerita aku kupas, untuk lebih lengkapnya kalian baca sendiri yah. Tunggu referensiku selanjutnya :) bye bye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar