Aku kembali dengan referensi lagi. Entah
kenapa bulan Ramadhan ini bikin aku makin rajin baca. Setelah novel yang telah
lalu, kali ini saya akan kasi buku berisi curhatan para ibu. Lagi2 mbak Asma
Nadia,dkk sanggup membuat saya tersihir dengan kisah mereka.
Seperti judulnya, jadi ini kisah para
wanita yang memiliki anak. Penting banget bagi kalian yang mempunyai anak,
ataupun yang akan mempunyai anak. Menurutku semua wanita kudu baca ini,
bagaimana tidak? Mereka pasti dan tentu mendambakan yang namanya anak.
Ini dikupas abis, gimana pengalamannya
pertama jadi ibu. Menantikan buah hati. Dan gimana cara membimbing mereka.
Karena yang namanya anak pasti bertumbuh. Dan itu semua digambarkan dengan
berbagai latar masalah, mulai dari anak yang sakit, diculik, pisah sama anak
lantaran kerja luar kota, pisah sama anak lantaran cerai dengan suami, pisah
dengan anak karena udah diambil duluan sama Allah, dll.
Gak hanya bahas satu anak, bahkan ada
bunda yang bener2 menceritak kedua anaknya dari kecil hingga berkeluarga,
ckckck. Bahkan di dalam sempat dicetus untuk membangun sekolah bagi para ibu.
Itu ditulis oleh Mariskova yang aku juga pernah baca novelnya. Ringan, dan kita
serasa dibawa ke kehidupannya. Gimana kita seharusnya membuat sekolah formal
untuk para ibu agar mereka tidak tersesat dari salah mendidik anak. Kalau kita
punya sekolah seperti itu, harusnya kita juga buat buku pedoman menjadi ibu,
supaya kalau ada hal kurang dimengerti ibu bisa langsung baca dan praktekkan.
Di dalam buku ini juga kita berulang kali
diperingatkan. Kalau segampangnya pelajaran mendidik anak di teori-teori yang
sering kita pelajari di bangku kuliah S1 PG-PAUD, masih lebih susah waktu
prakteknya. Iya kalo selama ini kita praktek cumian di background dalam kelas,
padahal lebih susah dan repot lagi saat background berubah di dalam rumah.
Bahkan yang aku gak habis pikir, di dalam
buku ini juga ada cerita seorang janda anak dua yang mendapat ayah baru untuk
anaknya. Tahu suami umur berapa? Di dalam cerita katanya masih muda, usia anak
kuliahan gitu. Subhanallah… rejeki anak shalehah emang gak kemana J
Di sini kita juga akan tahu bedanya didik
bayi, batita, anak SD, anak SMP. Karena rentang usia itu, perubahan anak itu
signifikan sekali. Dan ini jarang diketahui orang tua. Sehingga banyak orang
tua yang sulit memposisikan dirinya di tengah anak-anak mereka sendiri.
Apalagi ditambah dengan perkembangan
teknologi yang bikin anak jaman dulu dan anak jaman sekarang itu beda. Mau tahu
lebih lanjut? Kalian baca aja buku yang satu ini, dijamin gak nyesel. Aku aja
sampe ketawa sendiri, nangis sendiri hehehe….
Sampai jumpa di referensi selanjutnya, bye
bye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar