26 Juni 2015

REVIEW: Carrie



Annyeonghaseo…

Aku kembali, lagi-lagi ngereview salah satu novel terjemahan. Ini aku temukan di perpusda dekat rumah aku. Judulnya CARRIE dari Stephen King. Sampul kuning dengan corak abstrak warna hitam, yang kalau diperhatikan lebih lama akan serupa dengan wujud kepala perempuan dari sudut samping.

 
Awal aku tertarik karena dua paragraph inti cerita yang diselipkan di sampul belakang. Apalagi ditambah dengan komentar-komentar pendek yang makin menarik. Tapi waktu aku buka daftar peminjam di belakang sampul bagian dalam, ternyata sedikit yang meminjam. Apa karena ini novel terjemahan.


Aku makin tercengang saat copyright asli di cetak tahun 1974 dan diperbarui tahun 2002, waaahhh… aku bahkan belum lahir saat itu. Jujur asli sebenarnya ini cerita bagus, namun kekurangannya adalah bahasa terjemahannya yang kurang bisa dimengerti.  Ini menyebabkan waktu cukup lama untuk membacanya, karena kalau aku baca sekali gak faham aku bakal mengulang membacanya lagi. Apalagi sekarang bulan Ramadhan, jadi waktu aku terpotong untuk bantu ibu di rumah dan waktu teraweh di masjid.

Judul yang digunakan adalah nama lakon utama di cerita ini, Carrieta White. Dia adalah anak tunggal dari sepasang orang tua yang agamis. Kalo di indo mungkin istilahnya sok alim. Tapi di novel ini agamanya Kristen ekstrim, yang mungkin penganutnya di sana sedikit. Sehingga dia seperti dikucilkan oleh penduduk sana, dia juga sering dibully di sekolah. Tapi tanpa sepengetahuan orang lain, dia memiliki kekuatan TK (telekinesis). Sebuah kekuatan yang mampu memindahkan dan menggerakkan benda tanpa menyentuhnya, melainkan hanya dengan tatapan mata dan konsentrasi.

Pertama kali baca, udah sampai halaman hampir 30an, aku heran. Kenapa gak ada bab selanjutnya? Ternyata di buku ini Cuma ada 3 bab yang jaraknya jauh-jauh. Bagian pertama adalah awal, bagian kedua adalah puncak masalahnya, dan bagian ketiga adalah akhir ceritanya.

Penjabaran di novel ini juga unik, gak seperti novel kebanyakan yang bisa ditebak. Karena di dalam novel ini kita bisa melihat dua macam tulisan. Tulisan normal yang bertanda itu jalan ceritanya, dan juga tulisan miring bertanda itu keterangan seorang saksi yang memperjelas jalan ceritanya. Jadi cerita ini  banyak flashback berulang-ulang kecuali bagian tiga yang udah akhir dan memperjelas semuanya.

Nah karena sudah kadung jadi bulan-bulanan temannya itu, maka dendam paling dalam sudah tertanam di dalam hatinya. Hingga sebuah pesta dansa sebagai perayaan kelulusan impiannya tiba, membuatnya hadir bersama Tommy yang notabene pacar temannya. Sue seorang teman yang rela memberikan pasangan pestanya pada Carrie karena ingin menebus rasa bersalahnya selama ini. Tapi apa? Pesta yang awalnya menyenangkan berubah jadi bencana karena sebuah jebakan membuat Carrie marah dan naik pitam hingga mengeluarkan keahliannya tanpa sepengetahuan yang lain.

Keahliannya ini membuat gedung pesta yang aslinya gedung olahraga itu kebakaran. Tak cuman itu, beberapa gedung dan bangunan yang dia benci pun kena sasaran. Bahkan rumah penduduk pun ikutan kena imbas. Dia benar2 mengeluarkan seluruh emosinya dengan keahliannya itu hingga membuat satu kota habis terbakar. Ibunya pun turut jadi korban, kasian.

Aaahhhh.. pokonya ngeri sendiri deh kalo kalian baca novelnya. Apalagi lebih bagus kalo dijadikan film. Tapi kota siapa ya yang ingin dibakar habis? Hehehe… secara keseluruhan aku suka novel ini dan membuat aku ingin cari novel terjemahan lainnya, bye bye :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar