Annyeonghaseo..
Setelah kemarin saya udah posting review novel buatan orang
keturunan cina, sekarang giliran novel terjemahan asli NewYork yang dibedah. Novel
ini gak sengaja aku temukan saat toko buku terbesar dan termahal serta punya
banyak cabang itu lagi cuci gudang. Sebenarnya saat akan membeli buku ini aku
agak ragu. Karena apa? Karena harganya sama dengan novel Twilight the series. Aku
dibuat galau dan bingung hampir setengah jam sambil megang dua buku yang
berbeda. Akhirnya aku putuskan untuk ambil yang bersampul putih. Judulnya
SHIVER.
Bersampul putih dan bergambar serigala putih yang sedang dipeluk
wanita berambut pirang. Perihal inilah aku dibuat penasaran. Maggie Stiefvater
ini mampu membuat cerita ala serigala versinya sendiri. sebenarnya aku lebih
suka serigala Jacob, dari pada serigala versi Maggie ini. Tapi apa mau dikata,
justru kelemahan serigala inilah yang membuat konflik di dalamnya makin seru.
Buku ini berisi enam puluh tujuh bab. Tiap bab, diatasnya selalu
ada sebuah nama, kalau gak Grace ya Sam. Awalnya aku kira itu judulnya, namun lama
kelamaan aku tahu. Itu adalah tanda bahwa bab itu ditulis dari sudut pandang
siapa.
Grace adalah seorang anak perempuan tunggal yang sangat mandiri
untuk ukuran usia. Karena tuntutan dari orang tua yang tidak perhatian, dia
pernah mengalami sebuah kecelakaan di belakang rumahnya. Kalian bisa bayangkan
seperti rumah ‘Bella’ yang belakang rumahnya langsung berhadapan dengan hutan. Sama
dengan rumah Grace ini.
Sebuah serangan dari segerombolan serigala di musim dingin. Serangan
itu membuat dirinya gak sadarkan diri atau pura-pura gak sadar. Yang dia ingat
adalah sebuah tatapan hangat dari sepasang mata serigala berwarna kuning emas
itu.
Setelah serangan itu, membuat indera penciumannya lebih peka dari pada
manusia normal lainnya. Dan sejak kecelakaan itu, Grace selalu mencari sosok
serigala putih bermata emas tiap musim dingin datang. Gak hanya Grace yang
menunggu, ternyata si serigala itu selalu menunggu di belakang rumah untuk
menatap Grace juga. Meski hanya kebisuan diantara mereka. Maka dari itu, saat
musim panas yang terik, Grace jadi makin rindu dengan sosok serigala itu yang
tak muncul.
Seperti novel lainnya, serigala di novel ini bukanlah seekor hewan
tulen. Melainkan gubahan. Kalau di Twilight, serigala adalah keturunan dari
nenek moyang. Kalau di novel ini, serigala adalah sosok manusia yang dulunya
normal lalu bisa berubah karena sebuah virus yang disuntikkan. Bedanya jika di
Twilight berubah bentuk bisa sesuka hati, namun di sini berubah bentuk serigala
jika musim dingin tiba. Jika musim panas datang, mereka kembali normal.
Jika kalian lihat serigala di Twilight bisa bersahabat dengan
manusia, berbeda dengan serigala di novel ini. Mereka bahkan memburu manusia
lebih ganas dari pada vampire. Mereka seakan gak sadar jika berada di bentuk
serigala. Karena selain darah yang mereka butuhkan, mereka juga makan daging
manusia. Inilah yang membuat keturunan serigala di novel ini bertambah.
Sosok ini bernama Sam. Di dalam novel ini dijelaskan pula sejarah
asal usul Sam bisa jadi serigala. Inilah yang bikin aku sedih dengan sosok Sam
ini. Seperti jatuh, tertimpa tangga pula. Itu kiasan yang pas buat dia. Kebahagiannya
yang tersisa hanya bersama Grace, gak ada yang lain.
Hingga suatu hari Grace bertemu serigala putih kesayangannya di
musim panas. Tentunya dalam wujud manusia. Hingga menimbulkan ketertarikan satu
sama lain. Tapi sayang itu adalah musim panas terakhir yang bisa dia nikmati
dalam bentuk tubuh manusia.
Satu fakta yang menyedihkan di novel ini adalah singkatnya waktu
yang dimiliki para serigala untuk berubah tiap musimnya. Semakin tua dia
menjadi serigala, maka semakin jarang dia bisa kembali ke wujud manusia. Bahkan
bisa jadi tidak berubah sama sekali dan selamanya.
Hingga suatu saat Grace tahu hal ini, dan bertekat menahan Sam
berubah wujud sambil mencari penawar virus itu. Salah satu solusi berbahaya
adalah menyuntikkan darah yang terinfeksi meningitis di sebuah klinik untuk
membuatnya tetap menjadi sosok manusia dengan tidak ada jaminan itu berhasil. Atau
membiarkannya berubah bentuk di musim dingin ini tanpa bisa kembali ke wujud
manusia selamanya. Kalian bisa bayangkan betapa galaunya Grace ini. Hasil yang
akan dia ketahui jika Sam disuntik darah itu hanya dua kemungkinan. Sembuh dan
tetap menjadi manusia atau mati.
Penasaran dengan cerita akhirnya? Segera beli novelnya dan baca. Aku
yakin setelah itu mata kalian akan bengkak karena menagis. Karena itu yang
terjadi padaku. Mungkin sekian dulu review-nya. Besok aku akan kembali dengan
buku terjemahan lainnya. Bye bye :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar