09 Januari 2016

Catatan Hati Seorang Guru: Anarkis

Assalamualaikum...

kali ini aku mau berbagi sedikit cerita yang aku alami beberapa hari yang lalu. bukan masalah besar sih, hanya saja bekasnya di hati. hehehe

sesuai judulnya, mungkin agak lebay sekali yaa.. ini yang anarkis siapa? guru atau muridnya? kalau guru yaa gak mungkinlah.. sarjana paud pasti suka dengan dunia anak-anak, gak mungkin mereka berbuat anarkis ke anak didiknya. bisa-bisa masuk penjara gara-gara laporan orang tua wali.

jadi yang dimaksud anarkis disini dari pihak anak. kenapa bisa? anak kecil memang belum tahu mana benar dan mana salah, maka dari itu point yang penting. kalau anarkis kepada penjahat sih gak masalah, kalau anarkis ke orang yang baik bagaimana?


setiap anak pasti ada yang aktif, banyak malah. tapi sikap aktifnya jika tak dikontrol maka bisa berlanjut ke tindakan anarkis. seperti yang saya alami beberapa hari yang lalu.

di sekolah kami, ada program baca tiap harinya dengan meluangkan waktu satu halaman saja. karena waktu yang tidak cukup, biasanya ada beberapa anak yang kedapatan membaca saat jam istirahat. biasanya saya memilih tempat di teras pojok agar terhindar dari keramaian teman-temannya yang bermain. tapi kali itu anak yang saya pegang sedang berada di perpustakaan.

bukankah perpustakaan tambah enak ya? sepi dan sunyi? oh.. kecuali perpustakaan TK, di sini saking aktifnya anak ingin membaca sampai mereka berebut buku yang menurut mereka punya gambar yang menarik. padahal kalau boleh dikata, mereka belum bisa baca lancar hahaha..

perebutan inilah yang menimpa saya di dekatnya waktu itu. mereka dengan energi penuh saling tarik menarik, ternyata salah satu ada yang melepas dan salah satu sisinya terjatuh dan bukunya tepat menimpa wajah saya. ampun... mimpi apa aku semalam?

mau marah itu gak bisa, karena saya gak tega lihat muka melas mereka yang udah ketahuan berbuat salah. saya cuman berkata jujur pada mereka kalau saya kesakitan, dan menyuruh mereka untuk minta maaf. dengan ketakutan akhirnya mereka minta maaf dan saya gak bisa berbuat apa2 lagi selain menerima luka di wajah. saat itu lukanya tepat di kulit dalam mulut bagian depan langsung berdarah.

huh.. sungguh anarkis. karena selama jadi guru yang saya ingat hanya pernah dipukul 2x oleh anak aktif. dibagian dada dan perut. selain itu gak pernah ada efek darah selama ini. jadi bisa saya maafkan. lah ini sampai berdarah. apakah guru TK ada jaminan kesehatannya? hahaha 

terinspirasi dari pertengkaran kecil Asep dan Haikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar